Mitrapost.com – Menurut primbon Jawa, anak pertama disarankan untuk menikah dengan anak terakhir. Menurut mitos, penikahan antara anak pertama dan anak terakhir dapat menghindarkan pasangan dari hal-hal buruk dalam rumah tangga, seperti perceraian.
Orang zaman dulu juga percaya bahwa anak pertama idealnya dijodohkan dengan anak terakhir. Ini ditujukan agar penikahannya bisa langgeng.
Benarkah demikian?
Menurut primbon Jawa, pernikahan anak pertama dan anak terakhir ini dikatakan ideal. Ini berhubungan dengan perbedaan dari sifat dan karakter mempelai. Anak terakhir cenderung manja dan perlu mendapat perhatian, sementara anak pertama dikenal memiliki tanggung jawab, mengayomi dan memiliki sifat alami sebagai pemimpin.
Sehingga, masyarakat menganggap bahwa rumah tangga bisa berjalan lebih harmonis.
Selanjutnya, masyarakat Jawa juga menilai bahwa permasalahan rumah tangga bisa diredam dengan lebih baik. Ini karena sifat anak pertama yang cenderung keras, sementara anak terakhir biasanya lebih fleksibel. Selain itu, anak pertama juga lebih bisa mengalah dan lebih sabar dalam menghadapi orang lain.
Berdasarkan kitab primbon Jawa kuno, pernikahan sesama anak terakhir tidak dapat berjalan secara mandiri. Sebab, keduanya memiliki sifat tidak sabar, terlalu santai, dan tidak mau mengalah.
Begitu pula pernikahan sesama anak pertama yang disebut tidak ideal. Ini karena keduanya memiliki sifat yang sama-sama keras kepala.
Meski demikian, hal tersebut hanya berupa kepercayaan masyarakat Jawa berdasarkan Primbon. Anda memiliki pilihan penuh untuk percaya atau tidak mempercayainya. (*)
Redaksi Mitrapost.com