Pati, Mitrapost.com – Menjelang Pilihan Bupati (Pilbup) 2024, Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pati memberikan penekanan kepada masyarakat untuk selalu menjaga kerukunan umat beragama.
Kepala Kantor Kemenag Pati, Ahmad Syaiku, menjelang Pilbup 2024 ini mengatakan agama jangan sampai dibawa ke ranah Pilbup. Pasalnya, Pilbup merupakan ranahnya demokrasi atau hak bersuara masyarakat, tanpa memandang agama.
Sementara itu, pihaknya memberikan contoh di daerah Jrahi yang mana pemimpin desanya beragama Nasrani. Hal ini suatu contoh yang harus diteladani.
“Pilbup ini jangan dibawa ke ranah agama, saya itu mengapresiasi sebagai contoh itu di tingkat desa di Jrahi (itu) kepala desanya itu beragama Nasrani, sementara disana itu banyak pemeluk agama Islam kemudian juga Budha. (Mengapa itu terjadi?), karena memang mereka tidak membawa ranah agama ini pada pemilihan kepala desa,” ungkap Syaiku.
Sekali lagi, Syaiku menegaskan untuk tidak membawa ranah agama ke ajang Pilbup 2024 nantinya. Bahwa Pilbup 2024, nantinya akan melayani semua agama, baik dari mayoritas maupun minoritas. Hal ini, bertujuan untuk meminimalisir terjadinya perpecahan khususnya di ‘Bumi Mina Tani’.
“Ranah agama tidak dibawa ke dalamnya, (karena apa?), karena yang namanya Pilbup ini kita akan melayani semua umat beragama, baik itu mayoritas maupun minoritas secara proporsional,” harapannya.
Dalam menekankan kerukunan umat menjelang Pilbup 2024, lanjut Syaiku, akan memberikan pengarahan kepada lembaga pendidikan agama maupun masyarakat umum.
“Sesuai dengan fungsi kami, kami itu punya lembaga satu lembaga pendidikan agama, ada pondok pesantren, ada madrasah Diniyyah, ada lembaga TPQ, ada madrasah formal (RA, MI, MTs) ada majelis taklim dan lain-lain itu akan kami suarakan di forum-forum itu,” jelasnya.
Sebelumnya PJ Bupati Pati, Henggar Budi Anggoro pada saat pelantikan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Pendopo Kabupaten Pati tanggal 5 Juli 2024 lalu, menitipkan pesan kepada FKUB untuk ikut menjaga kedamaian dalam Pilbup 2024 nantinya.
“Dalam waktu dekat diadakan momentum luar biasa pemilihan bupati (Pilbup) dan pemilihan gubernur (Pilgub). Jangan sampai mana kala pemilihan berakhir timbul permasalahan di masyarakat, jangan sampai terjadi konflik dari satu tempat dengan tempat yang lain,” tandas Henggar. (iwp)

Wartawan Mitrapost.com