Pati, Mitrapost.com – Kekeringan di Kabupaten Pati mengalami perluasan, hingga saat ini mencapai 53 desa terdampak kekeringan. Data tersebut berasal dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati.
Adanya kekeringan yang mencapai 53 Desa dari 9 Kecamatan, Pj Bupati Pati Sujarwanto Dwiatmoko menyampaikan minum dan makam rakyat nomor satu.
“Pemenuhan minum makam rakyat adalah nomor satu. Jadi tidak boleh ada yang kurang,” tegas Sujarwanto.
Pihaknya mengharapkan agar seluruh elemen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati untuk dapat bekerja sama secara optimal dalam menangani bencana kekeringan.
Selanjutnya, pihaknya menekankan kembali agar rakyat dapat menikmati pasokan air bersih, utamanya untuk kebutuhan sehari-hari.
“Kita akan putuskan sebagai darurat bencana kekeringan sehingga bisa mengakomodasi semua kebutuhan masyarakat, semua kekuatan dari semua unsur bisa lebih berbuat optimal lagi, kita tidak mau ada rakyat kita yang tidak minum tidak menikmati air bersih,” jelasnya.
Terpisah, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati, Martinus Budi Prasetya mengatakan sejauh ini bantuan air bersih juga berasal dari kelompok relawan dan juga CSR yang ada di Pati.
“Maka kita kesana dibantu dengan kehadiran kelompok relawan CSR Perusahaan, CSR perbankan,” jelasnya.
Dengan adanya bantuan dari berbagai relawan, pihaknya mengharapkan agar layanan Dropping bisa mencukupi daerah yang betul-betul membutuhkan pasokan air bersih.
“Harapannya memang layanan Droping bantuan air bersih bisa mencukupi seluruh desa yang terdampak kekeringan,” lanjutnya.
Lebih lanjut, fenomena alam (kekeringan) yang tidak bisa ditentukan, BPBD juga mempersiapkan untuk mengantisipasi kekeringan di wilayah Pati.
“tetapi kita tetap siapkan untuk mengantisipasi barangkali memang kemarau ini baru sampai dengan Oktober tahun 2024,” tandas dia. (*)

Wartawan Mitrapost.com