Tentang Yaumul Mizan, Saat Ditegakkan Timbangan Amal Baik dan Buruk

Mitrapost.com – Setelah hari kiamat nanti, seluruh manusia yang pernah hidup di dunia akan menghadapi sejumlah tahapan sebelum akhirnya diputuskan antara surga dan neraka. Salah satu tahapan tersebut dikenal dengan Yaumul Mizan atau hari timbangan amal baik dan buruk.

Penimbangan amal ini akan berlaku bagi manusia sejak dari zaman Nabi Adam AS sampai manusia terakhir yang berada di muka bumi. Hal ini tercantum dalam firman Allah SWT dalam surah Al Anbiya ayat 47,

وَنَضَعُ ٱلْمَوَٰزِينَ ٱلْقِسْطَ لِيَوْمِ ٱلْقِيَٰمَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا ۖ وَإِن كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا ۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَٰسِبِينَ

Artinya: “Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.”

Tentang Yaumul Mizan

Dilansir dari DetikHikmah yang menukil penjelasan dari ‘The Miracle of Mizan’ karangan Junaidi Ahmad Al Fatti, mizan merupakan neraca yang digunakan untuk menimbang pahala dan dosa setiap manusia. Berdasarkan hasil timbangan, akan menentukan manusia masuk surga atau neraka.

Selain itu, malaikat Jibril akan memegang timbangan dan memeriksa takarannya dengan teliti, sedangkan malaikat Mikail menjaganya setelah dihisab. Tidak ada yang mengetahui bentuk dan besar mizan tersebut, namun disebut mampu menimbang seluruh langit dan bumi.

Diriwayatkan dari Salman RA, Rasulullah SAW bersabda,”Pada hari kiamat neraca amal akan diletakkan. Andaikata seluruh langit dan bumi ditimbang oleh neraca itu, niscaya mampu untuk menimbang. Para malaikat berkata, ‘Ya Tuhan kami, untuk siapakah ini’ Allah berfirman, ‘Untuk siapa pun dari makhluk-Ku yang Aku kehendaki’. Malaikat pun berkata, ‘Maha Suci Engkau. Kami menyembah-Mu dengan penyembahan yang sungguh-sungguh’,” (HR Hakim).

Saat mizan ditegakkan, manusia tidak dapat mengelak tentang semua amalan yang telah dilakukannya selama di dunia. Mulut manusia akan ditutup, sementara seluruh anggota tubuh yang bersaksi.

Allah berfirman dalam surat Yasin ayat 65;

اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰٓى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

Artinya: “Pada hari ini Kami membungkam mulut mereka. Tangan merekalah yang berkata kepada Kami dan kaki merekalah yang akan bersaksi terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.”

Apa saja yang ditimbang?

Saat Yaumul Mizan, setiap amal perbuatan, baik amal saleh maupun buruk akan diletakkan di timbangan Mizan.

Dari Abu Darda’, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada sesuatu yang lebih berat ketika diletakkan di Mizan, melebihi akhlak yang mulia,” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban).

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Dua kalimat yang yang dicintai Allah ar-Rahman, ringan di lisan dan berat di timbangan, yaitu Subhaanallahi wa bihamdih, subhaanallahil ‘azhiim (artinya: “Maha Suci Allah sambil memuji-Nya dan Maha Suci Allah Yang Maha Agung),” (HR. Bukhari dan Muslim).

Selain amal, tubuh manusia juga akan ditimbang sebagai pelaku amal. Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya pada hari Kiamat nanti ada seorang laki-laki yang besar dan gemuk, tetapi ketika ditimbang di sisi Allah, tidak sampai seberat sayap nyamuk,” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Abdullah bin Amr bin al-‘Ash, Rasulullah SAW bersabda bahwa buku amal seseorang akan ditimbang di Mizan. Orang itu memiliki 99 gulungan catatan dosa, yang setiap gulungannya sangat panjang, sejauh mata memandang.

Allah kemudian bertanya kepada orang yang memiliki catatan amal itu, “Apakah ada yang engkau ingkari dari semua catatan ini? Apakah para (Malaikat) pencatat amal telah menganiayamu?”.  Orang itu kemudian menjawab, “Tidak wahai Rabbku”.

Allah bertanya lagi, “Apakah engkau memiliki udzur (alasan)?”. Dia menjawab, “Tidak, Wahai Rabbku”.

Ternyata Allah tetap akan menilai satu kebaikan yang membuatnya tidak akan disiksa. Amal yang akan menyelamatkan manusia itu adalah kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul Allah.

Satu lembar catatan yang mencatat amal kesaksian itu lebih berat timbangannya dibanding gulungan-gulungan catatan dosa milik manusia itu. Kemudian Rasulullah menekankan, “Demikianlah tidak ada satu pun yang lebih berat dari sesuatu yang padanya terdapat Nama Allah,” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah). (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati