Bolehkan Menolak Bertemu dengan Orang yang Menyakiti Hati?

Mitrapost.com – Hubungan antar manusia memang rumit, sehingga sering kali terjadi kesalahpahaman dan perdebatan baik dengan kerabat maupun teman. Hal tersebut mungkin menimbulkan luka bagi salah satunya yang mungkin sulit untuk diterima begitu saja.

Islam memang mengajarkan untuk berbuat baik dan memaafkan kesalahan orang lain. Meski begitu, memaafkan perbuatan buruk orang lain terhadap diri kita membutuhkan kelapangan dada dan keikhlasan yang mungkin masih sulit untuk diterapkan dengan sempurna.

Tak jarang, seseorang memilih menolak bertemu lantaran masih teringat dengan luka batin yang dialami akibat perbuatan khilaf tersebut. Lantas, meski telah memaafkan, bolehkan seorang muslim tidak ingin berjumpa dan berinteraksi secara langsung? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini!

Bolehkah menolak bertemu dengan orang yang menyakiti hati?

Dikutip dari laman genmusim.id, Ustazah Oki Setiana Dewi menjelaskan perihal masalah ini. Pihaknya menganjurkan untuk membaca kembali saat peristiwa perang Uhud yang menewaskan Hamzah bin Abu Muthalib.

Dikisahkan, Rasulullah melakukan perang uhud bersama pamannya yang bernama Hamzah bin Abu Muthalib. Kemudian, seorang wanita yang bernama Hindun yang merupakan istri dari seorang pembesar Quraisy, Abu sufyan.

Pada suatu hari, Hindun meminta kepada salah satu budaknya yang bernama Wahsyi. Hindun menjanjikan Wahsyi akan dimerdekakan jika dia bisa membunuh Nabi Muhammad, atau sayyidina Ali bin Abi Thalib ra, atau Hamzah bin Abu Muthalib.

Tawaran tersebut diterima oleh Wahsyi, sehingga pada saat perang Uhud berlangsung, ia langsung mengincar Hamzah bin Abu Muthalib untuk dijadikan sasaran. Diperhatikan setiap gerak-gerik Hamzah bin Abu Muthalib, kemudian di saat yang tepat Wahsyi langsung melemparkan tombaknya hingga mengenai perut Hamzah bin Abu Muthalib dan menewaskannya. Kejadian tersebut membuat hati Rasulullah sedih.

Dilansir dari buku ‘Mulut yang Terkunci: 50 Kisah Haru Para Sahabat Nabi’ karya Siti Nurlaela, dijelaskan bahwa pasukan Islam berhasil menaklukan Makkah, Wahsyi pun mengungsi ke Thaif.

Wahsyi berpikir, “Aku mendengar kabar bahwa sebesar apapun dosa seseorang, jika ia bertobat maka dosanya akan diampuni.”

Lantas Wahsyi menemui Rasulullah SAW dan mengucapkan syahadat. Rasulullah SAW menatap Wahsyi dan bertanya, “Apakah engkau Wahsyi yang telah membunuh Hamzah bin Abdul Muthalib?”

Wahsyi mengangguk. Rasulullah SAW bertanya lagi, “Bagaiman engkau dapat membunuhnya?”

Wahsyi pun menjawab, “Selama Hamzah berperang aku terus mengintainya. Ketika ia lengah, kulemparkan tombakku ke tubuhnya.”

Saat Wahsyi menceritakan kronologinya, Rasulullah SAW teringat kembali atas kejadian itu.

Rasulullah pun berkata kepada Wahsyi, “Saya memaafkan engkau wahai Wahsyi, namun saya tidak sanggup untuk memandang wajahmu, karena setiap kali memandang wajahmu, akan teringat pada kejadian perang uhud dulu, maka jauhkanlah wajahmu dari hadapanku selamanya.”

Dengan demikian, meminta untuk tidak menemui orang yang menyakiti hati kita diperbolehkan untuk menjaga hati agar tetap bersih dan terhindar dari hal-hal yang mampu mengotori hati. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati

Berita Terkait