Makan Kerupuk Berlebihan, Bahayakah?

Mitrapost.com – Indonesia memang memiliki beragam kuliner daerah, baik berkuah, bersantan, maupun kering. Di antara kelezatan makanan-makanan khas tersebut, kurang afdol jika tidak menambahkan kerupuk sebagai kudapan sampingan.

Kerupuk merupakan makanan ringan yang dibuat dari campuran tepung dengan bahan-bahan lain (seperti ikan, udang, dan sebagainya), kemudian dikeringkan dan digoreng. Pengolahan tersebut membuat kerupuk memiliki tekstur padat dan renyah saat dikonsumsi.

Meski demikian, perlu diperhatikan pula konsumsi kerupuk setiap harinya. Ini karena konsumsi kerupuk berlebihan bisa berdampak pada kesehatan. Mengapa demikian? Simak penjelasan lebih lengkapnya berikut ini!

Mengapa tidak boleh makan kerupuk berlebihan?

Dilansir dari CNN Indonesia, Dokter spesialis gizi Johanes Chandrawinata mengatakan bahwa pada dasarnya, kerupuk sama seperti makanan lain yang digoreng. Artinya, mengandung kalori dan lemak jenuh.

Menurutnya, konsumsi kerupuk sesekali tidak masalah, namun perlu dibatasi porsinya. Ia juga tidak menganjurkan makan kerupuk sebagai pendamping makanan setiap hari, maupun makan sekali dalam jumlah besar. Pasalnya, kandungan kalori dan lemak jenuh bisa menumpuk dalam tubuh.

“Sesekali saja tidak masalah, tapi jangan sampai terlalu sering atau terlalu banyak makan kerupuk,” terang Johanes.

“Makan berat dua atau tiga kali sehari, terus selalu ada kerupuk di makanannya. Jadi sehari bisa makan berapa kerupuk coba. Itu tidak boleh, karena jumlahnya banyak. Tidak boleh juga makan kerupuk sekali, tapi jumlahnya banyak,” jelasnya lagi.

Sebagai contoh, sebuah kerupuk putih atau kerupuk mawar biasanya terbuat dari tepung terigu, tepung tapioka, air, dan bumbu penyedap. Satu kepingnya rata-rata mengandung kalori sebanyak 65 kkal sebelum digoreng. Sebanyak 30 persen dari kalori tersebut berasal dari lemak, sementara 60 persennya berasal dari karbohidrat, dan sisanya protein.

Kemudian, cara pengolahan yang digoreng menggunakan minyak goreng akan secara otomatis menaikkan jumlah kalori dalam kerupuk tersebut. Sekeping kerupuk mawar yang semula memiliki kalori hanya 65 kkal, setelah digoreng bisa melonjak menjadi 200-300 kkal.

“Yang membuat kerupuk jadi tidak sehat itu, ya, proses penggorengannya yang membuat kandungan lemak dan kalori kerupuk melambung tinggi,” ujar Johanes.

Kandungan minyak jenuh dalam kerupuk juga bisa berdampak pada kesehatan jika konsumsinya berlebihan. Beberapa diantaranya adalah obesitas, sindrom metabolik, penyakit kardiovaskular, kolesterol tinggi, diabetes tipe 2, perlemakan hati, hingga kanker.

Selain lemak jenuh yang tinggi, kadar natrium yang cenderung tinggi juga bisa terkandung dalam kerupuk.

“Padahal lauk-pauk sudah mengandung garam, asupan natrium malah berlebihan. Ini bisa mengganggu kesehatan. Jadi hindari makan kerupuk setiap kali makan,” terangnya. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati