Mitrapost.com – Kabid Propam Polda Jateng Kombes Aris Supriyono mengungkap motif oknum polisi lakukan penembakan terhadap siswa SMK Negeri 4 Semarang hingga menyebabkannya tewas.
Dalam rapat bersama Komisi III DPR pada Selasa (3/12/2024) yang juga dihadiri oleh Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar, Kabid Propam Polda Jateng mengungkapkan bahwa motif Aipda RZ melakukan penembakkan bukanlah karena untuk membubarkan tawuran. Namun karena Aipda RZ merasa kendaraannya diserempet.
Ia menyebut, RZ saat itu baru pulang dari kantornya. Sedangkan dari arah berlawanan, ia berpapasan dengan remaja yang tengah kejar-kejaran. Salah satu motor tersebut kemudian menyerempet kendaraan RZ.
“Terduga (Aipda RZ) lalu menunggu mereka putar balik kemudian terjadi penembakan,” ujarnya dilansir dari Tempo.
RZ terbukti melanggar Perkap No 1 Tahun 2009 tentang Penggunaan Senjata Api dan Pasal 13 PP No 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Sementara itu, Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar membenarkan memang ada ketidakprofesionalan dari anggotanya.
“Atas tindakan yang dilakukan anggota saya yang telah mengabaikan prinsip-prinsip penggunaan kekuatan, abai dalam menilai situasi dan teledor dalam menggunakan senjata api dan telah melakukan tindakan yang tidak perlu, saya siap untuk dievaluasi,” ujarnya.
Ia menyebut jika Aipda RZ melakukan penembakan empat kali. Dimana korban dalam peristiwa ini adalah satu remaja yang tewas, dan dua remaja lainnya yang mengalami luka.
Empat tembakan itu diantaranya satu tembakan sebagai peringatan. Kemudian tembakan kedua mengenai kendaraan pertama dan korban bernama Gamma yang ada di posisi tengah.
Kemudian tembakan ketiga tidak mengenai apapun. Dan keempat mengenai kendaraan terakhir dan mengenai dua orang yaitu pada bagian dada pengemudi dan tangan kiri orang yang dibonceng.
Tak berhenti di sana, Aipda RZ kemudian melakukan pengejaran tiga kendaraan tersebut hingga kemudian baru diketahui jika ada korban yang terkena tembakan.
Aipda RZ sempat membawa korban ke RSUP dr Kariadi Semarang, namun korban meninggal. Sedangkan peluru yang ditembakkan bersarang di usus korban. Aksi penembakan itu terekam oleh CCTV Alfamart yang diperoleh polisi.
Lebih lanjut, Irwan menyebut usai memeriksa sejumlah saksi dan video dari ponsel para remaja tersebut, didapati jika mereka memang ada rencana untuk tawuran.
Mereka diketahui hendak tawuran antara tim Seroja dan tim Tanggul atau German di perumahan Paramount Village, Semarang. Korban yang tewas merupakan tim German.
Mereka sepakat melakukan tawuran tanpa senjata. Namun kelompok Seroja mengingkari kesepakatan itu, hingga membuat kelompok German mundur dan terjadi kejar-kejaran. Saat itulah mereka bertemu dengan Aipda RZ di depan Alfamart.
Video yang menunjukkan ada kejar-kejaran antar-kelompok dengan membawa senjata juga ditampilkan dalam forum rapat bersama Komisi III. (*)
Redaksi Mitrapost.com