Pati, Mitrapost.com – Puncak musim penghujan di wilayah Kabupaten Pati diperkirakan berada di bulan Januari dan Februari 2025. Hal ini dikatakan Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati, Martinus Budi Prasetya.
Terkait bulan November sampai Desember 2024 ini, intensitas hujan di wilayah Kabupaten Pati masih terbilang masih sedang.
“Diperkirakan puncaknya di bulan Januari dan Februari 2025 (puncak musim penghujan di Pati). Sehingga di dasarian November dan di Desember ini sudah turun hujan tetapi belum merata dan lama durasi waktunya,” kata Budi.
Namun, di bulan November dan Desember dengan intensitas hujan yang masih sedang. Ini sudah memberikan dampak bencana alam di wilayah Kabupaten Pati khususnya di daerah lereng kendeng.
Budi memberikan contoh salah satu daerah yang terdampak bencana yaitu jebolan tanggul yang berada di Desa Angkatan Kidul dan Angkatan Lor Kecamatan Tambakromo.
“Jadi, kita sudah perso (lihat) jebolan tanggul utamanya di aliran sungai godo di angkatan kidul dan angkatan lor,” ungkap dia.
Selain itu, bencana alam banjir juga terjadi di beberapa wilayah Pati yang sempat menerjang pemukiman warga. Seperti misalnya di daerah Kecamatan Margorejo, Tayu dan Pati Kota. Air luapan yang masuk ke pemukiman warga, lantaran air dari gunung membawa berbagai material sampah.
Kendati demikian, dengan curah hujan yang belum seberapa ini sudah mengakibatkan bencana alam. Menurutnya, kerusakan alam di Bumi Mina Tani sudah cukup memprihatinkan.
“Dari situ bisa kita simpulkan bahwa memang kerusakan alam di Kabupaten Pati ini sudah semakin memprihatinkan,” ungkapnya.
“Sehingga dengan curah hujan yang belum deras dan intensitasnya belum lama di beberapa wilayah (di wilayah kita) Margorejo sudah terdampak ada Jambean Kidul ada Sokopuluhan, ada Jimbaran, kemudian Dadirejo, kemudian Sukoharjo, yang di luar itu ada mulai dari Sinomwidodo, Angkatan Lor Angkatan Kidul itu juga sudah terdampak,” pungkas dia. (*)

Wartawan Mitrapost.com






