Mitrapost.com – Wabah demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) ditemukan di dua wilayah Papua Pegunungan.
Sekretaris Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan Provinsi Papua Pegunungan, Malhai Mabel mengatakan bahwa dua wilayah tersebut yaitu Kabupaten Jayawijaya dan Kabupaten Yahukimo.
“Ada 6 kasus wabah demam babi Afrika yang ditemukan di Provinsi Papua. Kami sudah melakukan pemeriksaan sampel di laboratorium dan dinyatakan positif,” jelasnya dilansir dari Kompas.
Guna mencegah semakin meluasnya wabah ini, aturan larangan impor ternak babi dan daging dari luar daerah pun diberlakukan.
Kepala dinas juga telah mengadakan pertemuan dengan pihak cargo di Bandara Sentani Jayapura dan memastikan tak ada pengiriman ternak babi dari wilayah yang terjangkit demam babi Afrika.
“Sudah dua minggu lalu kami telah berkoordinasi dengan aviasi cargo pesawat, agar tidak mengangkut ternak babi maupun daging ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya dan Kabupaten Yahukimo,” ujarnya.
Pihaknya juga mengimbau masyarakat agar mengutamakan ternak dari lokal untuk saat ini.
“Kami imbau kepada masyarakat di 8 kabupaten, terutama kelompok ternak maupun kelompok usaha agar tidak mengirimkan ternak babi hidup maupun daging dari luar. Kita utamakan ternak lokal yang ada di daerah ini,” paparnya.
Sementara itu, dokter hewan Ribka Elopere mengatakan bahwa wabah ini tak ada vaksinnya. Sehingga semua babi di Papua Pegunungan berisiko terjangkit.
“Wabah ASF bisa menyerang seluruh jenis babi, baik ternak babi lokal maupun ras babi apapun bisa terserang,” jelasnya.
“Ketika babi terkena virus ASF, maka otomatis akan mati dan tidak ada kesembuhan,” lanjutnya.
Gejala hewan yang terinveksi virus babi Afrika diantaranya mengalami demam tinggi, diare, kemerahan di kulit, dan keluar darah dari hidung, mulut, dan kemaluan.
“Di Papua Pegunungan kita belum ketemu, karena kurang adanya laporan dari masyarakat atau peternak babi,” jelasnya. (*)

Redaksi Mitrapost.com






