Terdampak PMK, Peternak Sapi di Pati Keluhkan Harga Turun Drastis

Pati, Mitrapost.com – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang melanda Kabupaten Pati selama sebulan terakhir membuat para peternak sapi menghadapi masa sulit. Harga sapi jatuh drastis, sementara permintaan di pasar hewan juga merosot tajam.  13

Seorang peternak sapi asal Desa Klecorenggonang, Kecamatan Winong, Kabupaten Pati, Halim mengungkapkan bahwa dampak PMK sangat dirasakan oleh dirinya dan peternak lain.

Menurutnya, harga sapi yang sebelumnya mencapai Rp20 juta per ekor kini anjlok menjadi Rp7 juta. Bahkan, ada yang terjual Rp1,5 juta.

“Harga sapi hidup biasanya Rp16 sampai 20 juta per ekor, saat ini setelah PMK Rp6 sampai Rp7 juta per ekor, bahkan parahnya ada yang cuma Rp1,5 sampai Rp3 juta per ekor,” ucapnya kepada Mitrapost.com, baru-baru ini.

Ia yang juga sebagai pedagang sapi mengaku, memilih untuk melakukan pemotongan paksa daripada sapi mati duluan. Halim sendiri mengantisipasi dengan melakukan potong paksa dan menjual sapi hidup dengan harga yang rendah.

“Ada yang potong paksa belasan, kemudian ada yang dijual dengan harga rendah,” cetusnya.

Halim juga mengatakan, kandangnya kini hanya menyisakan 20 ekor sapi saja. Padahal di kala normal, kandangnya bisa terisi 200 ekor sapi lokal.

“Di kandang saya tinggal 20 ekor, kalau sebelum PMK terisi 200-an ekor,” jelasnya.

Situasi yang sedang terpuruk ini tidak bisa dihindari, sehingga pihaknya tak dapat meminta pertanggungjawaban siapapun karena situasi ini merupakan bencana alam.

“Kami selaku dari sudut pandang pedagang kami trauma, kalkulasi kerugian 50 persen, pokoknya pelaku usaha sapi lokal sebenarnya sudah finish tak mampu survive. Kondisi ini tak bisa dihindari, pedagang gak menyalahkan dinas, dokter hewan, ya pokoknya meratapi dan introspeksi diri karena ini hukum alam,” ujarnya dengan penuh kesedihan.

Ia mengungkapkan juga bahwa harga daging sapi setelah melalui tahap pemotongan paksa mengalami penurunan. Pasalnya stok daging terlalu banyak sehingga tidak sebanding dengan permintaan, di satu sisi masyarakat enggan konsumsi daging sejak PMK menjangkit hewan ternak.

“Harga daging Rp 65 ribu per kilogram sampai Rp 105 per kilogram. Sapi yang dopoting dagingnya tidak diedarkan ke pasar, melainkan dimasukkan freezer (lemari pendingin),” tuturnya.

Diketahui, Halim tidak hanya menjual ternak sapi saja, ada pula kambing. Sapi dan kambingnya berada pada satu lahan kandang yang sama, akan tetapi kondisi kambingnya aman-aman saja. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati