Mitrapost.com – Human metapneumovirus atau HMPV disebut telah terdeteksi di Indonesia. Disebutkan bahwa penderita mayoritas anak-anak, yang juga merupakan salah satu kelompok rentan terhadap HMPV.
“HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin, dikutip TribunNews.
Lantas, mengapa anak-anak rentan terinfeksi HMPV? Simak penjelasan berikut ini!
Kenapa anak-anak rentan HMPV?
Dilansir dari CNN Indonesia, penularan HMPV bisa terjadi pada siapa saja. Namun, anak-anak menjadi kelompok berisiko tinggi.
Anak-anak mudah tertular karena sistem kekebalan tubuh mereka belum berkembang sempurna. Risiko penularan ini bisa ditingkatkan dengan kebiasaan anak-anak yang sering berkumpul, baik di lingkungan rumah maupun sekolah.
“Misalnya, jika ada anak yang batuk, flu, atau telah terinfeksi HMPV tanpa disadari, mereka dapat dengan mudah menularkan virus kepada teman-temannya,” kata Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Erlina Burhan, Rabu (8/1/2024).
Oleh sebab itu, pihaknya mengimbau agar orang tua untuk meningkatkan kesadaran, serta memastikan anak-anak tetap menerapkan protokol kesehatan. Misalnya, membiasakan memakai masker saat terserang flu, rutin mencuci tangan, serta menutuo mulut saat batuk.
Selain itu, anak yang terserang gejala flu, seperti batuk dan pilek dianjurkan untuk beristirahat di rumah dengan cukup sampai benar-benar sembuh.
“Edukasi terhadap anak-anak ini harus ditingkatkan. Kalau anak sudah sakit lebih baik jangan sekolah dulu sampai dia sembuh. Karena anak-anak itu imunitasnya rentan sekali,” ujarnya lagi.
HMPV merupakan virus yang menyerang saluran pernapasan. Gejalanya mirip dengan flu biasa, seperti demam, batuk, pilek, dan kadang disertai sesak napas. Penularan mirip dengan virus flu lainnya, yakni melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi.
Meski demikian, jenis virus ini bukan jenis virus baru, tapi pernah ditemukan di Indonesia sebelumnya sejak tahun 2001. Selain anak-anak, lansia dan penderita penyakit kronis juga perlu meningkatkan kewaspadaan. (*)

Redaksi Mitrapost.com