Pati, Mitrapost.com – Koordinator Forum Guru Honorer dan Tenaga Kependidikan, Anggita Eki Ayu Habsari menilai sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik) penuh dengan permainan dan banyak data siluman.
Hal ini disampaikan saat audiensi bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati pada Kamis (6/2/2025) di Ruang Rapat Paripurna.
Ia mengungkapkan bahwa ada beberapa guru honorer yang belum cukup dalam pengabdian tetapi sudah terdaftar di Dapodik.
“Ditemukan ada empat hingga lima guru yang masuk Dapodik. Mereka dari Kecamatan Gabus, Batangan, dan Pati Kota. Secara aturan pengabdian harus jalani minimal dua tahun,” ucapnya.
Selain itu, Anggita juga wadul ke dewan diantara data tersebut ada sebagian guru honorer yang baru lulus sekolah, namun sudah masuk di sistem Dapodik.
Ditambah lagi, data tersebut masuk ke sistem Dapodik pada tahun 2023. Padahal, Dapodik ditutup sejak tanggal 20 Oktober 2022.
“Ya masuk itu belum memenuhi syarat karena ada yang baru lulus kuliah juga sudah masuk Dapodik, padahal banyak guru wiyata yang sudah mengabdi lebih dari dua tahun tetapi tidak bisa masuk dapodik,” tandasnya.
Melihat persoalan ini, Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Pati, Bandang Waluyo angkat bicara mengenai keluhan guru honorer ini terkait sistem Dapodik.
Disampaikan bahwa sistem Dapodik ini sudah lama ditutup sejak 2022. Namun ada guru honorer bisa dimasukan di tahun 2023 tentunya ini menjadi persoalan.
“Nanti saya dengan Disdik (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan) akan telusuri kedalam siapa yang bermain-main di sini, jangan sampai mengorbankan guru-guru honorer yang sudah lama mengabdi,” paparnya. (*)

Wartawan Mitrapost.com