Pati, Mitrapost.com – Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati, Taryadi menyatakan, sejumlah kapal nelayan asal Kabupaten Pati yang berlayar di luar perairan Jawa masih belum dapat kembali ke daratan, karena cuaca ekstrem.
Ia mengaku, kapal nelayan berukuran besar dengan kapasitas 30 Gross Ton (GT) hingga 200 GT masih berada di perairan laut lepas. Kapal baru kembali menunggu kondisi gelombang kembali normal.
Kapal tersebut baru berlabuh di Pati sekitar akhir Ramadhan atau menjelang Hari Raya Idulfitri tahun 2025 ini. Kapal nelayan besar tersebut telah berlayar sejak Oktober 2024.
“Kapal-kapal besar tidak berlayar di perairan Jawa, melainkan menuju Makassar, Arafura, dan lautan lepas lainnya,” katanya, belum lama ini.
“Seharusnya mereka sudah berlabuh pada Desember 2024, tetapi karena cuaca ekstrem, jadwalnya tertunda. Hal ini juga berdampak pada target retribusi yang tidak terpenuhi,” sambungnya.
Menjelang kepulangan tersebut, pemerintah daerah berencana membentuk tim terpadu guna mengatur lalu lintas kapal yang akan bersandar di pelabuhan Pati.
“Karena jumlah kapal yang akan merapat cukup banyak, tim terpadu yang terdiri dari Satpolairud, Bakamla, petugas Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Bajomulyo, serta DKP Kabupaten Pati akan mengatur proses berlabuh mereka,” jelas Taryadi.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati, Martinus Budi Prasetnya juga mengimbau nelayan di pesisir Batangan hingga Dukuhseti untuk menunda melaut sementara waktu guna menghindari risiko kecelakaan laut.
“Kami mengimbau nelayan agar menunggu situasi lebih aman karena tinggi gelombang di perairan Pantura Timur (Pati-Rembang) saat ini mencapai 1,5 hingga 2,5 meter,” ujarnya.
Ia juga meminta nelayan kecil tradisional yang biasa mencari ikan di Sungai Silugonggo untuk tidak melaut sementara. Mengingat arus sungai yang saat ini cukup deras. (*)

Wartawan Mitrapost.com