Mitrapost.com – Imbas website Badan Pengelola Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Kabupaten Blora kena hack pada Desember lalu, sejumlah data penting pun hilang. Selain itu, sistem pengelolaan keuangan daerah juga terganggu.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPPKAD Blora Bawa Dwi Raharja mengaku jika peretasan itu menyebabkan sistem kerja instansi terganggu. Sebab ada data yang belum sempat dicadangkan sehingga hilang.
“Iya betul mas, ada data yang hilang, yang belum sempat di-backup. Data yang hilang itu dari bulan November dan Desember, jadi permasalahannya ya kita harus input ulang secara manual. Teman-teman di BPPKAD pastinya kerepotan mengulang lagi. Untuk data Januari dan Februari aman,” ujarnya dilansir dari Antara Jateng.
Pihaknya mengatakan bahwa serangan yang dilakukan mengganggu pelaporan keuangan di sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Sehingga perlu segera ditangani.
“Semakin banyak kegiatan di OPD, semakin banyak juga yang harus di input ulang. Ini terkait keuangan, seperti penganggaran dan pencairan,” jelasnya.
Pihak Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Blora telah berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk menangani hal ini.
Sementara itu, terkait kemungkinan serangan hacker terjadi karena lemahnya sistem keamanan Dinkominfo, pihaknya menyangkal hal tersebut.
“Mungkin iya, dan terkait sistem keamanan memang ada di Dinkominfo,” jelasnya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Blora Pratikto Nugroho mengatakan bahwa saat ini sistem pengelolaan keuangan sudah normal kembali.
“Betul, ada aplikasi di BPPKAD Blora akhir bulan Desember yang diretas, mengganggu sistem pengelolaan keuangan daerah. Namun, sudah langsung ditindaklanjuti dan sekarang sudah normal kembali. Minggu lalu kami sudah menghadirkan tiga orang tim dari BSSN pusat untuk melakukan audit keamanan dan mengantisipasi kejadian berulang,” paparnya.
Sementara itu, Kepala bidang teknologi informasi (TI) Dinkominfo Blora Ahmad Hudi Khoiri mengatakan bahwa peretasan yang dilakukan tidak menyebabkan kebocoran data pribadi atau informasi sensitif.
“Dampaknya hanya pada informasi terkait kegiatan BPPKAD beserta dokumentasi foto yang hilang. Tidak ada data pribadi atau informasi penting yang bocor karena website tersebut hanya berisi konten berita,” jelasnya.
Website BPPKAD saat ini hanya menampilkan halaman statis yang memberi informasi bahwa situs masih dalam perbaikan. Sehingga BPPKAD Blora memutuskan membangun website baru dengan sistem yang lebih aman.
“Sejak pertengahan Desember kemarin, website BPPKAD terkena serangan hacker sehingga tidak bisa diakses. Sesuai informasi dari pihak BPPKAD, mereka akan mengganti website dengan yang baru, dan saat ini masih dalam proses pengembangan,” jelasnya. (*)

Redaksi Mitrapost.com