Mitrapost.com – Anak merupakan anugerah dari yang Maha Kuasa kepada para orang tua. Maka dari itu, orang tua wajib memenuhi seluruh kebutuhan anak, serta mendidik anak agar menjadi pribadi yang beradab dan bertakwa kepada Allah SWT.
Adapun cara mendidik anak adalah dengan menanamkan nilai-nilai tentang ke-Islam-an, serta menjadikan Rasulullah SAW sebagai teladan mereka. Allah SWT sendiri berfirman dalam QS. Al-Ahzab ayat 21,
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Artinya: “Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah.”
Dilansir dari NU Online, berikut beberapa hal yang harus diajarkan orang tua kepada anak!
Mengajarkan tauhid
Tauhid berarti mengesakan atau meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah, dan tidak ada sekutu bagi-Nya.
Dari Ibnu Abbas, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Ajarkanlah kepada anak-anak kalian kalimat pertama, dengan mengucapkan, ‘Laa ilaha illa Allah’,” (HR. Al-Baihaqi).
Dalam hadist lainnya, Ibnu Abbas juga berkata, “Pada suatu hari aku berada tepat di belakang Rasulullah SAW. Lantas beliau bersabda, “Wahai anak, sungguh aku akan mengajarkan kepada kalian beberapa kalimat:
1) Jagalah (syariat) Allah, maka Dia akan menjagamu,
2) jagalah Allah, maka kamu akan mendapati-Nya di hadapanmu,
3) apabila kamu memohon, memohonlah kepada Allah, dan
4) apabila kamu meminta sesuatu, maka mintalah kepada Allah.
Ketahuilah, jika umat manusia berkumpul untuk memberikan kemanfaatan kepadamu dengan sesuatu, maka kemanfaatan itu tiada berguna kecuali dengan apa yang telah Allah tetapkan atasmu. Begitu pula jika umat manusia berkumpul untuk mencelakakanmu dengan sesuatu, maka tiada mampu mereka mencelakakanmu kecuali atas ketetapan Allah. Pena-pena telah terangkat dan lembaran (takdir) telah kering,” (HR. Tirmidzi).
Menanamkan adab dan tata krama
Adab dalam Islam adalah tata krama, sopan santun, dan akhlak mulia yang didasarkan pada aturan agama. Adab meliputi berbagai aspek kehidupan, mulai dari hubungan dengan Allah, orang tua, sesama manusia, hingga lingkungan sekitar.
Dari Anas RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Wahai anakku, apabila kamu masuk ke keluargamu, maka ucapkanlah salam. Niscaya (dengan salam itu) kamu akan memperoleh keberkahan, begitu juga dengan keluargamu,” (HR. At-Tirmidzi).
Dari hadist lainnya yang berasal dari Anas RA, “Aku pernah menjadi pembantu Nabi Muhammad SAW, kemudian aku pernah masuk tanpa meminta izin. Tatkala aku datang pada hari berikutnya, Nabi bersabda, “Tetaplah di tempatmu, wahai anakku. Sungguh telah terjadi suatu perkara setelahmu. Maka (selanjutnya) janganlah sekali-kali masuk tanpa izin,” (HR. Bukhari).
Mengajarkan nilai kejujuran
Dalam Islam, kejujuran (jujur) merupakan suatu sifat terpuji yang sangat ditekankan sebagai akhlak yang baik. Jujur berarti menyampaikan sesuatu dengan apa adanya, baik dalam ucapan, tindakan, maupun niat.
Dari Abdullah bin ‘Amir, ia berkata, “Rasulullah Saw pernah datang ke rumah kami, ketika itu aku masih anak kecil. Maka pada masa tersebut, aku hendak keluar untuk bermain.” Kemudian ibuku berkata, “Wahai Abdullah, kemarilah! Aku hendak memberimu sesuatu.” Rasulullah menyahut dengan bertanya, “Apa benda yang hendak kau berikan kepadanya?” Ibuku menjawab, “Aku hendak memberikannya buah kurma.” Lalu Rasulullah menjawab, “Sungguh, jika engkau tidak melakukannya, maka akan dicatat bagimu satu (dosa) kebohongan,” (HR. Ahmad).
Mengajarkan ibadah wajib
Ibadah wajib bagi umat Islam dikenal sebagai Rukun Islam, yakni syahadat, salat, puasa, zakat, dan haji (bagi yang mampu). Orang tua harus mengajarkan anak yang menginjak usia baligh untuk menjalankan ibadah wajib, terutama salat lima waktu yang merupakan tiang agama.
Dari Abdul Malik bin Ar-Rabi’ bin Sabrah, dari bapaknya, dari kakeknya, ia berkata, Nabi Muhammad Saw bersabda, “Perintahkanlah anak untuk sholat, apabila telah memasuki usia tujuh tahun. Dan jika mereka telah berusia sepuluh tahun, maka pukullah,” (HR. Abu Dawud).

Redaksi Mitrapost.com