Mitrapost.com – Setiap umat muslim diperintahkan untuk senantiasa bertakwa kepada Allah SWT. Takwa adalah bentuk kesadaran untuk taat kepada Tuhannya, dengan cara menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dengan bertakwa, kita bisa mendapat hidayah dari Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam QS. Ali Imran ayat 102 sebagai berikut,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”
Umat Islam bisa berdoa kepada Allah SWT agar diberikan hidayah atau petunjuk dan ketakwaan kepada-Nya. Doa berikut ini diajarkan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Lantas, bagaimana bunyi doa tersebut? Simak artikel berikut!
Doa agar diberi hidayah
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam biasa berdoa sebagai berikut,
اللَّهُمَّ إِنِي أَسْأَلُكَ الهُدَى، وَالتُّقَى، وَالعَفَافَ، والغِنَى
Allaahumma innii as-alukal hudaa wa-t tuqaa wa-l ‘afaafa wa-l ghinaa.
Artinya: “Ya Allah! Aku memohon kepadaMu petunjuk (al-huda), ketakwaan (at-tuqaa), perlindungan dari hal-hal yang diharamkan (al-`afaaf), serta kerelaan hati akan pemberian Allah (al-ghinaa),” (HR Muslim).
Sementara itu, dilansir dari laman Almanhaj, berikut doa mendapatkan hidayah. Doa ini adalah potongan dari doa yang dibaca ‘Ammar, salah seorang Sahabat Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah tasyahhud sebelum salam.
اَللّٰهُمَّ زَيِّنَا بِزِينَةِ الإِيمَانِ، وَاجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِينَ
Artinya: “Ya Allâh, hiasilah kami dengan perhiasan iman dan jadikanlah kami orang yang mendapatkan petunjuk dan orang yang memberikan petunjuk.”
Doa orang mukmin
Allah SWT berfirman,
رَّبَّنَآ إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِى لِلْإِيمَٰنِ أَنْ ءَامِنُوا۟ بِرَبِّكُمْ فَـَٔامَنَّا ۚ رَبَّنَا فَٱغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّـَٔاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ ٱلْأَبْرَارِ
Rabbanā innanā sami’nā munādiyay yunādī lil-īmāni an āminụ birabbikum fa āmannā rabbanā fagfir lanā żunụbanā wa kaffir ‘annā sayyi`ātinā wa tawaffanā ma’al-abrār
Artinya: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu”, maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti,” (QS Ali Imran: 193). (*)

Redaksi Mitrapost.com