Mitrapost.com – Heboh pemberitaan Selat Hormuz kemungkinan ditutup buntut ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat (AS). Jika hal tersebut benar-benar terjadi, diprediksi akan berdampak pada ekonomi global.
Selat Hormuz merupakan rute strategis dalam perdagangan minyak dunia. Sehingga, penutupan rute disebut bakal berdampak pada pasokan dan harga minyak mentah dunia. Minyak yang dikirim melalui selat ini sebelumnya setara dengan 20% pasokan minyak global.
Menanggapi hal ini, Pemerintah RI melalui Kementerian ESDM buka suara. Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Tri Winarno mengatakan pihaknya masih memantau wacana tersebut, lantaran belum ada keputusan resmi.
“Kalau misalnya itu kan ada beberapa dampak atau potensi ya. Maksudnya masih potensi,” kata Tri, Selasa (24/6/2025), dikutip CNBC Indonesia.
Pihaknya juga mengakui bahwa impor minyak mentah RI berasal dari Arab dan melewati Selat tersebut. Namun, pihaknya memastikan belum ada rencana untuk mengalihkan rute impor minyak imbas konflik yang masih terjadi.
Sementara itu, PT Pertamina (Persero) mengungkapkan telah menyiapkan sejumlah rute alternatif untuk mendukung rantai pasok minyak mentah. Jika jalur perdagangan di Selat Hormuz terganggu, pihaknya akan mengalihkan sejumlah rute alternatif melalui Oman dan India.
“Pertamina telah mengantisipasi hal tersebut dengan mengamankan kapal kita, mengalihkan rute kapal ke jalur aman antara lain melalui Oman dan India untuk menjaga keberlangsungan rantai pasok,” kata Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso, Senin (23/6/2025). (*)

Redaksi Mitrapost.com