Mitrapost.com – Pernahkah kamu merasa hanya sebentar membuka sosial media, namun tanpa disadari ternyata sudah satu jam scroll tanpa henti? Kamu tidak sendiri. Banyak orang mengalami hal yang sama.
Kondisi ini disebabkan bukan karena kamu kurang disiplin, tetapi karena algoritma sosial media memang dirancang untuk bikin kita terus-terusan betah di dalamnya.
Tapi, gimana sih cara kerja algoritma itu sampai bisa bikin kita kecanduan?
- Memanfaatkan Sistem Dopamin Otak
Setiap kali kamu mendapatkan notifikasi, like, atau komentar, otakmu akan melepaskan dopamine atau zat kimia yang membuatmu merasa senang. Menurut Harvard Medical School, sistem ini mirip dengan cara kerja kecanduan judi atau makanan manis.
Algoritma tahu apa yang membuatmu merasa betah dan akan terus menyajikan konten serupa untuk mempertahankan efek “senang sesaat” itu.
- Personalized Content: Seolah Dunia Dibuat untuk Kita
Setiap klik, like, dan durasi tontonanmu semuanya dipelajari oleh algoritma. Dari situlah sistem akan menyajikan konten yang sangat sesuai dengan minatmu. Kamu suka video masak? Maka FYP akan penuh dengan resep. Suka politik, traveling, atau drakor? Semua bisa muncul hanya dalam sekali scroll. Ini menciptakan ilusi bahwa media sosial sangat relevan dengan hidup kita dan membuat kita terus balik lagi.
- Scroll Tanpa Akhir: Infinite Scroll
Desain “scroll tanpa akhir” (infinite scroll) juga memiliki andil yang besar. Fitur ini ditemukan oleh Aza Raskin, dan bahkan ia sendiri mengakui bahwa ini membuat orang menghabiskan waktu lebih dari yang mereka inginkan. Tanpa batas halaman, manusia tidak memiliki titik berhenti secara alami, sehingga waktu akan terasa cepat.
- Fear of Missing Out (FOMO)
Media sosial memicu rasa takut ketinggalan informasi, tren, atau momen penting. Ketika kamu berhenti sejenak, kamu takut ada hal seru yang tidak kamu lihat. Perasaan ini terus mendorong kita untuk membuka aplikasi berkali-kali dalam sehari.
- Notifikasi yang Dirancang untuk Memancing Perhatian
Notifikasi bukan hanya pengingat, mereka adalah pancingan. Warna merah, suara getar, dan bunyi khas dirancang agar otak kita langsung tanggap dan penasaran. Bahkan notifikasi sederhana seperti “temanmu baru saja memposting sesuatu” bisa membuatmu langsung buka aplikasi dan scroll lama.
Lalu apa dampaknya?
Kecanduan media sosial bisa memengaruhi kesehatan mental, waktu tidur, konsentrasi, bahkan kepercayaan diri. Studi dari Journal of Social and Clinical Psychology menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan bisa memperburuk rasa cemas dan depresi, terutama pada remaja dan dewasa muda.
Maka solusinya adalah dengan mengatur waktu penggunaan dengan fitur “screen time“. Matikan notifikasi yang tidak penting. Luangkan waktu tanpa gadget, terutama menjelang tidur. Sadarilah bahwa media sosial bukan kenyataan penuh, melainkan versi terbaik yang sudah dipoles. (*)

Redaksi Mitrapost.com