Pati, Mitrapost.com – Bulan Agustus bukan hanya identik dengan kemeriahan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia, tetapi juga menjadi berkah tersendiri bagi pelaku usaha kuliner.
Salah satunya, Alifia Dyah Nur Rahma (24), warga Desa Tegalwero, Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati, yang kebanjiran pesanan tumpeng. Alifia mengaku, permintaan tumpeng di bulan kemerdekaan melonjak drastis dibanding bulan biasa. Bahkan, ia sampai kewalahan melayani pesanan hingga memutuskan menutup order lebih cepat.
“Dari dulu kalau Agustus memang identik dengan tumpeng. Tahun ini saat tanggal 17 Agustus saja ada 12 pesanan tumpeng. Sebenarnya bisa lebih banyak, tapi saya batasi karena keterbatasan tenaga. Resep tumpeng juga tidak bisa dibagi ke orang lain, hanya saya dan ibu yang tahu, jadi rasanya tetap terjaga,” ujarnya, Jumat (22/8/2025).
Jika di hari biasa Alifia hanya menerima sekitar tiga pesanan tumpeng, maka di bulan Agustus pesanan bisa naik berkali lipat. Tumpeng buatannya laris dipesan hingga ke berbagai kecamatan, seperti Jakenan, Jaken, Winong, dan Pucakwangi.
Menurutnya, prospek usaha tumpeng cukup menjanjikan karena minat masyarakat tinggi. Lokasi rumah produksinya yang dekat dengan permukiman warga, sekolah, dan pondok pesantren juga membuat target konsumennya semakin potensial.
Sejak memulai usaha pada 2020, Alifia menawarkan berbagai varian tumpeng dengan harga mulai Rp150 ribu. Beberapa menu andalannya adalah tumpeng ingkung (ayam utuh), serta tumpeng lauk-sayur seperti ayam goreng, kering tempe, mie, hingga urap.
“Biasanya ramai saat musim sedekah bumi, acara pernikahan, atau kegiatan sekolah. Kalau agak sepi biasanya pas bulan Suro. Di hari biasa paling 3 pesanan tumpeng,” jelasnya.
Selain membuat tumpeng, Alifia juga merambah usaha katering sejak 2019. Ia melayani pesanan kue tart, kue basah, snack box, nasi box, hingga paket hantaran. Dari usahanya ini, ia bisa meraup omzet rata-rata Rp10 juta per bulan.
Harga produknya pun cukup terjangkau. Kue tart dijual mulai Rp70 ribu hingga Rp250 ribu, kue basah Rp2 ribu per biji, dan paket hantaran Rp80 ribu per nampan. Seluruh produk dijual secara online dengan sistem pre-order.
“Alhamdulillah setiap hari selalu ada pesanan, entah itu kue tart untuk ulang tahun, aneka jajanan untuk acara tahlil, sekolah, atau pondok pesantren. Semoga ke depan bisa terus berinovasi dalam rasa, kualitas, dan tampilan agar lebih memuaskan pelanggan,” jelasnya.
Dengan semangat wirausaha dan resep keluarga yang tetap terjaga, Alifia membuktikan bahwa peluang bisnis kuliner tradisional seperti tumpeng masih sangat menjanjikan. (*)

Wartawan Mitrapost.com