Pati, Mitrapost.com – Memasuki musim penghujan 2025, petani jagung di Kabupaten Pati diingatkan untuk bersiap menghadapi ancaman hama tikus. Hewan pengerat ini dikenal gemar merusak tanaman jagung dan berpotensi menurunkan hasil panen secara signifikan.
Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Warsiti, menyarankan agar petani melakukan langkah-langkah antisipatif sejak dini. Menurutnya, menjaga kebersihan lahan merupakan kunci utama dalam mencegah berkembangnya populasi tikus.
“Semak belukar itu tempat favorit tikus untuk bersembunyi. Kalau lahan bersih, otomatis lebih minim tikus. Petani sudah paham setiap musim hujan ada ancaman ini, jadi persiapan harus dilakukan lebih awal,” jelas politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Selain membersihkan lahan, Warsiti juga mendorong petani untuk menggelar ronda malam bersama. Sebab, serangan tikus biasanya terjadi pada malam hari.
“Kalau ada ronda malam, tikus akan segan. Apalagi kalau dilakukan ramai-ramai, efeknya lebih terasa,” tambahnya.
Ia juga menyarankan penggunaan perangkap dan racun tikus sebagai upaya tambahan. Namun, Warsiti menekankan bahwa metode alami dengan melibatkan predator alami seperti burung hantu juga terbukti efektif.
“Banyak sawah di Pati sudah dipasangi rumah burung hantu. Burung hantu ini makanannya tikus. Jadi kalau populasinya banyak, otomatis bisa menekan serangan hama tikus,” ungkapnya.
Perempuan asal Desa Keben, Kecamatan Tambakromo ini optimistis jika pencegahan dilakukan sejak awal, maka produktivitas jagung bisa terjaga dan panen melimpah.
“Kalau tikus bisa dicegah, jagung akan berkualitas dan hasilnya menguntungkan petani,” paparnya. (*)

Wartawan Mitrapost.com