Pati, Mitrapost.com – Tanaman tembakau kian menjadi primadona baru bagi petani di Kabupaten Pati. Data Dinas Pertanian (Dispertan) mencatat, dalam empat tahun terakhir, lahan tembakau di Pati meningkat tajam hingga hampir empat kali lipat.
Jika pada 2021 hanya ada 224 hektare lahan yang ditanami tembakau, maka pada 2024 luasnya melonjak drastis menjadi 938 hektare. Lonjakan signifikan itu terutama terjadi pada tahun 2023–2024, yakni dari 376 hektare naik menjadi 938 hektare.
Kepala Dispertan Pati, Ratri Wijayanto menyebut tren positif ini dipicu oleh keyakinan petani bahwa tembakau memberikan hasil yang menjanjikan.
“Informasi dari petani yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tembakau, tahun ini kemungkinan masih akan ada kenaikan. Bahkan bisa lebih dari seribu hektare karena masih ada yang terus menanam,” ujarnya, Selasa (2/9/2025).
Ratri menambahkan, meski musim tanam belum selesai, sejumlah daerah menunjukkan peningkatan luas lahan dibandingkan tahun lalu. Potensi pertumbuhan itu semakin terbuka karena kondisi cuaca di musim kemarau dinilai cukup mendukung.
Sebelumnya, Dispertan Pati optimis luas lahan bisa tembus 2.000 hektare. Namun, intensitas hujan yang cukup tinggi di awal tahun membuat prediksi itu belum bisa tercapai.
“Awalnya kita prediksi bisa dua ribu hektare. Tapi, karena faktor cuaca, target itu belum bisa diraih. Meski begitu, petani masih terus menanam hingga saat ini,” imbuhnya.
Tak hanya bertambah dari sisi luas lahan, persebaran tanaman tembakau di Pati juga makin meluas. Jika dulu hanya terkonsentrasi di Kecamatan Jaken, Winong, Jakenan, Pucakwangi, dan Batangan, kini sudah merambah hingga 14 kecamatan.
Fenomena ini membuat separuh lebih wilayah Pati kini menjadi sentra baru tembakau. Kondisi tersebut dinilai membuka peluang ekonomi baru, sekaligus menjadi alternatif bagi petani di tengah fluktuasi harga komoditas pertanian lainnya. (*)

Wartawan Mitrapost.com