Suara Masyarakat Setempat Atas Janji yang Tidak Ditepati oleh Pabrik Hyundai AS

Mitrapost.com – Baru-baru ini, pabrik baterai Hyundai di Georgia mendapatkan penggerebekan imigrasi yang kini menimbulkan ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel).

Usut punya usut, ternyata sebelum itu, masyarakat setempat sudah lebih dulu menyampaikan kekecewaannya karena merasa tidak mendapat bagian dari lapangan pekerjaan dan keuntungan ekonomi yang dijanjikan dari Hyundai, atas investasinya yang bernilai 7,6 miliar dollar AS itu.

Melansir dari IDN Financials, para pejabat di Kota Pelabuhan Savannah yang mayoritas penduduknya berkulit hitam mempertanyakan distribusi pekerjaan di pabrik hasil kerja sama Hyundai dengan LG Energy Solution yang menjanjikan peluang emas bagi warga lokal, saat fase pembangunan.

Salah satu dosen Savannah State University, Jamal Tource mengungkap bahwa mulanya masyarakat diminta mendukung karena akan menciptakan pekerjaan. Namun setelahnya mereka dinyatakan tidak terlatih dan harus mendatangkan orang lain.

Penyampaian kekecewaan itu tidak terdengar baik, sampai adanya penggerebekan yang membuat 475 pekerja mayoritas asal Korsel ditangkap oleh agen Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) atas dugaan pekerja ilegal.

Untuk meredam ketegangan, para pekerja tersebut telah dideportasi pada 11 September 2025, setelah pertemuan diplomatik AS dan Korsel di Washington.

Namun, hal tersebut tidak cukup membuat masyarakat setempat paham adanya letak kemudahan membedakan antara pekerjaan sementara untuk pembangunan dan permanen setelah pabrik kembali beroperasi.

Sementara sanag Presiden, Donald Trump terus mendorong investasi asing sebagai pendorong kebangkitan manufaktur di AS, meski diwarnai aksi ketegangan seperti ini. (*)

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati