Mitrapost.com – Badan Gizi Nasional (BGN) bakal menggunakan barcode di makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Hal itu dilakukan sebagai langkah memastikan keamanan pangan bagi siswa. Nantinya, barcode bakal dipasang di wadah makanan yang didistribusikan.
Dimana akan ada informasi makanan layak dikonsumsi sampai jam berapa.
“Nanti kami pasang barcode di ompreng anak-anak. Di situ akan tertulis batas waktu konsumsi, misalnya hanya boleh dimakan sampai jam sekian. Jadi lebih jelas dan terjamin,” ujar Wakil Kepala BGN Bidang Komunikasi Publik & Investigasi, Nanik S. Deyang dilansir dari Bisnis.com.
Penerapan barcode ini juga bagian dari tindak lanjut evaluasi dari kasus keracunan makanan yang terjadi. Penerapan barcode bakal dilakukan bertahap.
“Ini untuk menekan risiko makanan basi atau tidak layak konsumsi. Jadi bukan hanya soal distribusi cepat, tapi juga jaminan keamanan bagi anak-anak,” ujarnya.
Ia menjabarkan bahwa paket MBG yang dibagikan bernilai Rp15.000. Dimana jumlah tersebut dipakai Rp2.000 untuk sewa usaha (gedung, peralatan, hingga wadah makanan). Lalu, Rp3.000 untuk biaya operasional (gaji karyawan, listrik, gas, transportasi, hingga internet). Kemudian, sebanyak Rp10.000 untuk bahan baku makanan.
“Kadang ada salah paham seolah-olah mitra mengambil keuntungan besar. Padahal dana sewa itu bukan profit, melainkan investasi. Kalau investasinya miliaran untuk dapur besar, balik modalnya bisa lima tahun. Jadi tidak serta-merta untung,” ujarnya. (*)

Redaksi Mitrapost.com