Mitrapost.com – Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) disebut sebagai wilayah rawan aktivitas seismik atau yang mengacu pada frekuensi dan intensitas gempa bumi dan getaran tanah dalam jangka waktu tertentu dengan gempa megathrust berkekuatan mencapai M8,8.
Melansir dari CNN Indonesia, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa wilayah DIY, khususnya untuk pesisir Selatan berpotensi mengalami tingkatan aktivitas seismik yang tinggi.
Hingga selama kurun waktu 10 tahun terakhir, DIY telah tercatat mengalami 114 gempa bumi dengan magnitudo di atas 5, dimana dua di antaranya bersifat merusak dan 44 getaran gempa mampu dirasakan masyarakat.
Sementara untuk periode kali ini, potensi gempa megathrust di selatan Pulau Jawa bahkan bisa mencapai magnitudo M8,8 yang berisiko memicu tsunami besar menurut data dari Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia (PUSGEN) 2017.
Untuk itu, masyarakat setempat diimbau oleh BMKG agar selalu siaga terhadap potensi aktivitas seismik ini yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Salah satu hal pendukung dari proses siaga ini di antaranya adalah posisi strategis Kabupaten Kulon Progo yang terletak di pesisir Selatan DIY.
Adanya Yogyakarta International Airport (YIA) yang terletak di kawasan Kulon Progo disebut sebagai satu-satunya bandara di Indonesia bahkan Asia Tenggara yang sejak awal perancangannya di desain khusus untuk menghadapi ancaman gempa megathrust dan tsunami.
Selain itu, BMKG juga telah menggencarkan sejumlah program untuk memperkuat mitigasi, mulai dari Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami, Masyarakat Siaga Tsunami, hingga BMKG Goes To School yang telah menjangkau 166 sekolah dengan lebih dari 20 ribu peserta. (*)

Redaksi Mitrapost.com