Mitrapost.com – Sebuah proposal mengenai pemerintahan sementara di Gaza yang menyebut nama Mantan Perdana Menteri (PM) Inggris, Tony Blair, sebagai pemimpin Otoritas Palestina pada masa transisi pascaperang mendapat dukungan penuh dari Amerika Serikat (AS).
Melansir dari Detik, proposal tersebut kabarnya juga mendapat dukungan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara-negara Teluk sebelum kendali Gaza diserahkan kembali kepada Palestina.
Dalam rencana proposal ini, media Economist dan media Israel menyebut Blair akan ditempatkan sebagai kepala badan bernama Otoritas Transisi Internasional Gaza (Gita), dengan mengupayakan mandat PBB menjadi otoritas politik dan hukum tertinggi selama lima tahun.
Model pelaksanaannya nantinya akan disamakan berdasarkan pemerintahan internasional yang mengawasi transisi kawasan Timor Timur dan Kosovo menuju status negara.
Pusat pelaksanan juga akan dipusatkan di Mesir yang dekat dengan perbatasan Selatan Gaza setelah akhirnya mulai masuk ke dalam jalur yang dinyatakan stabil bersama pasukan multinasional.
Pada 2007 setelah lengsernya Blair dari jabatannya, ia menyandang gelar sebagai utusan Timur Tengah untuk Kuartet kekuatan internasional (AS, Uni Eropa, Rusia, dan PBB), yang ditugaskan untuk membawa pembangunan ekonomi ke Palestina dan menciptakan solusi konflik dari dua negara.
Lebih daripada rencana penyiapan pemimpin Otoritas Palestina masa transisi pascaperang, sepanjang konflik banyak proposal lain yang telah diajukan oleh berbagai pihak untuk masa depan Gaza.
Salah satunya adalah rencana Arab untuk merekonstruksi Jalur Gaza pascaperang yang akan memungkinkan sejumlah 2,1 juta warga Palestina untuk tetap tinggal di sana tanpa bisa dipindahkan.
Pihak Otoritas Palestina dan Hamas menyambut baik rencana Arab tersebut, meskipun ditolak oleh AS dan Israel. (*)

Redaksi Mitrapost.com