Mitrapost.com – Industri penerbangan saat ini semakin bergantung kepada sistem digital kompleks untuk menyimpan data para penumpang. Hal ini membuat para penjahat siber terus tertarik menargetkan banyak serangan ke maskapai penerbangan.
Baru-baru ini, salah satu industri penerbangan kembali diserang oleh cyber crime, yaitu sebuah maskapai Kanada bernama WestJet pada akhir September, Senin (29/09/2025).
Melansir dari CNBC Indonesia, WestJet mengumumkan adanya kejahatan siber yang menyasar keamanaan, di mana telah terjadi pencurian informasi pribadi milik para penumpang.
Beberapa tipe data pribadi yang berhasil diretas, di antaranya termasuk nama, detail kontak, informasi perjalanan hingga dokumen-dokumen terkait pemesanan.
Untuk data lain seperti nomor kartu kredit dan debut, tanggal kedaluwarsa dan nomor CVV kabar baiknya tidak ikut dalam peretasan.
Mulanya, WestJet telah mendeteksi adanya aktivitas yang mencurigakan sejak 13 Juli 2025. Kemudian mereka memastikan bahwa memang terdapat kejadian pencurian data yang bermula dari sebuah aksi kejahatan canggih yang dilakukan oleh pihak ketiga.
Meski begitu, pihak WestJet merasa sedikit lega karena tidak adanya data pembayaran apapun yang dikompromikan.
Namun untuk mencegah hal-hal buruk kembali terjadi, WestJet disebut telah bekerja sama dengan lembaga penegakkan hukum, termasuk Federal Bureau of Investigation (FBI) dan Pusat Keamanan Siber Kanada untuk mengusut kasus ini.
Selain itu, pihaknya juga mengumumkan secara resmi kepada beberapa otoritas terkait, termasuk Jaksa Agung negara bagian Amerika Serikat (AS) yang penduduknya ikut terdampak.
Sementara selain WesJet, kejadian serupa juga menimpa Collins Aerospace, unit dari RTX, dimana telah terjadi penyerangan ransomware yang mengakibatkan kelumpuhan operasional di bandara-bandara besar Eropa, terutama pada sistem check-in dan pemrosesan bagasi pada awal bulan ini. (*)

Redaksi Mitrapost.com