Mitrapost.com — Kurikulum Merdeka menjadi salah satu inovasi pendidikan yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai bagian dari transformasi pembelajaran di Indonesia.
Melansir dari Detik, kurikulum ini dirancang untuk memberikan kebebasan yang lebih luas bagi sekolah, guru, dan peserta didik dalam mengelola proses belajar mengajar agar lebih relevan dengan kebutuhan zaman.
Secara pengertian, Kurikulum Merdeka adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pengembangan kompetensi dan karakter peserta didik sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila, sebagai bentuk ruang belajar minat, bakat, dan kecepatan masing-masing.
Berbeda dari kurikulum sebelumnya yang lebih terstruktur dan seragam, Kurikulum Merdeka menekankan fleksibilitas serta kontekstualisasi pembelajaran di setiap satuan pendidikan.
Dalam implementasinya, Kurikulum Merdeka memiliki beberapa ciri utama. Pertama, pembelajaran berbasis projek (Project Based Learning) yang bertujuan menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, kolaboratif, dan kreatif melalui kegiatan nyata.
Kedua, struktur kurikulum yang lebih sederhana dan fokus pada esensi kompetensi dasar. Ketiga, guru diberi keleluasaan untuk mengembangkan materi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi peserta didik serta lingkungan sekolah.
Adapun tujuan penerapan Kurikulum Merdeka antara lain menciptakan sistem pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman. Selain menguasai pengetahuan akademik, siswa diharapkan memiliki karakter kuat, kemampuan berpikir analitis, serta kepekaan sosial yang tinggi.
Selain itu, kurikulum ini juga bertujuan memperkecil kesenjangan mutu pendidikan antarwilayah. Melalui fleksibilitasnya, sekolah di daerah terpencil tetap dapat menyesuaikan materi pembelajaran sesuai konteks lokal tanpa harus terpaku pada standar nasional yang kaku.
Kementerian Pendidikan menyebut bahwa penerapan Kurikulum Merdeka telah dilakukan secara bertahap sejak tahun 2022 dan kini digunakan oleh ribuan sekolah di Indonesia. Evaluasi yang dilakukan pada 2024 menunjukkan peningkatan minat belajar dan partisipasi aktif siswa di kelas. (*)

Redaksi Mitrapost.com






