Mitrapost.com – Korea Selatan dikenal bukan hanya karena budaya pop dan dramanya, tetapi juga karena kekayaan kuliner tradisional yang mendunia. Di balik cita rasanya yang khas dan penyajiannya yang estetis, terdapat berbagai fakta unik yang membuat makanan tradisional Korea begitu istimewa.
Salah satu ciri utama kuliner Korea adalah konsep keseimbangan rasa dan warna. Menurut Korea Tourism Organization, setiap hidangan tradisional seperti bibimbap atau kimchi disusun berdasarkan prinsip lima warna (putih, hitam, merah, kuning, dan hijau) yang melambangkan unsur alam serta keseimbangan tubuh.
Filosofi ini berasal dari ajaran Eum-Yang (Yin dan Yang) serta lima elemen (Obangsaek) dalam budaya Timur. Fakta lainnya menyebut bahwa kimchi memiliki lebih dari 200 jenis. Varian ini dibedakan berdasarkan bahan utama, metode fermentasi, serta musim pembuatannya.
Kimchi bukan hanya lauk, tetapi juga bagian dari identitas nasional Korea yang diakui United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) sebagai Intangible Cultural Heritage sejak 2013.
Selain itu, budaya makan bersama (bansang) masih kuat dipertahankan. Dalam satu meja, disajikan berbagai banchan atau lauk kecil seperti namul (sayur tumis), jeon (gorengan tepung), hingga jangajji (acar). Tradisi ini mencerminkan nilai kebersamaan dan rasa hormat antaranggota keluarga.
Yang tak kalah unik, makanan tradisional Korea sangat dipengaruhi musim. Misalnya, samgyetang (sup ayam ginseng) populer di musim panas untuk menjaga stamina, sedangkan tteokguk (sup kue beras) disajikan saat Tahun Baru sebagai simbol umur panjang.
Kini, kuliner tradisional Korea terus beradaptasi tanpa kehilangan esensinya. Dari restoran bintang lima hingga street food, kekayaan rasa dan filosofi di baliknya menjadikan makanan Korea sebagai jembatan budaya yang disukai banyak orang di seluruh dunia. (*)

Redaksi Mitrapost.com

