Mitrapost.com – Israel dan Palestina terlibat dalam bentrok di Masjid Al-Aqsa. Ada 19 orang pemrotes yang terluka dalam bentrokan dengan polisi Israel yang terjadi di kompleks Masjid al-Aqsa, Yerusalem pada Minggu 17 April 2022 menurut laporan Bulan Sabit Merah Palestina.
Dilansir dari BBC News Indonesia, kepolisian Israel mengatakan aparat keamanan memasuki kompleks itu untuk mengusir para demonstran yang ada dan memulihkan ketertiban.
Sedangkan pihak Palestina mengatakan bentrokan terjadi karena aparat keamanan membatasi akses umat Islam sesudah subuh. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan akses umat Yahudi untuk mengunjungi tempat suci yang tengah diperebutkan kedua negara tersebut.
Peristiwa aparat menyerbu Masjid Al-Aqsa terjadi setelah jemaah menunaikan salat Subuh sekitar pukul 06:50 waktu setempat. Pasukan pendudukan menyerbu Masjid Al-Aqsa lewat Pintu Maroko kemudian menyerang jemaah yang ada di sana. Hal ini disampaikan oleh direktur Masjid al-Aqsa, Sheikh Omar al-Kiswani.
Bentrokan terbaru ini terjadi menyusul setelah kejadian kekerasan pada Jumat, 15 April 2022 yang menyebabkan lebih dari 150 warga Palestina terluka.
Pemerintah Indonesia juga ikut menanggapi kekerasan pada Jumat di kompleks Masjid al-Aqsa melalui Kementerian Luar Negeri. Ia mengeluarkan pernyataan melalui akun Twitter resmi Kemenlu pada Sabtu, 16 April 2022 kemarin.
Pernyataan tersebut berisi bahwa Indonesia mengecam keras aksi kekerasan bersenjata dari aparat keamanan Israel terhadap warga Palestina setelah terjadi bentrok antara warga Palestina dengan polisi Israel di kompleks Masjid al-Aqsa di Yerusalem.
Secara lebih lanjut, tulisan Kemenlu juga menyinggung bahwa tindakan kekerasan terhadap warga sipil tersebut tidak dapat dibenarkan dan harus segera dihentikan. Apalagi kejadian tersebut dilakukan di tempat ibadah Masjid Al Aqsa di bulan suci Ramadan.
Negara lain yaitu Mesir dan Yordania yang merupakan penjaga situs suci itu juga menyatakan mengecam tindakan Israel tersebut. Selain itu, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat juga mengatakan khawatir akan tingkat kekerasan yang terjadi di Yerusalem. (*)
Redaksi Mitrapost.com