Pati, Mitrapost.com – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati Martinus Budi Prasetya mengaku tidak mempunyai dana untuk menghidupkan posko siaga bencana.
Martinus mengaku pada bulan Desember lalu, BPBD Kabupaten Pati mendirikan posko siaga bencana. Pada waktu itu, posko siaga bencana aktif dan digunakan untuk memantau perkembangan kebencanaan.
Tetapi karena keterbatasan anggaran maka posko tersebut hanya aktif selama satu bulan di bulan Desember dan hanya berdiri sebuah tenda tanpa adanya aktivitas.
“Kami Desember (2020) mendirikan Posko Kesiagaan Bencana. Saat ini masih berdiri. Tetapi memang keterbatasan anggaran di BPBD. Ketakutan itu hanya bisa meng-cover di bulan Desember 2020,” ungkap Martinus saat ditemui Mitrapost.com di Gedung BPBD Kabupaten Pati, belum lama ini.
Baca juga: Siaga Bencana Banjir, Kodim Pati Cek Kesiapan Peralatan
Padahal, katanya, BPBD Provinsi Jawa Tengah dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan kepada pihaknya untuk waspada hingga bulan Maret 2021.
“Di bulan Januari, Februari, dan Maret seperti arahan dari BPBD Provinsi Jawa Tengah, BMKG, bahwa fenomena La Nina ini. Sampai triwulan pertama kami belum ada keputusan,” tuturnya.
Baca juga: BPBD Sebut Sejumlah Daerah di Semarang Rawan Banjir Hingga Longsor
Ia pun berharap kepada pemangku kebijakan di tingkat kabupaten untuk memikirkan agar posko ini bisa tetap berdiri dan beroperasional.
“Karena posko ini sangat membantu kami dan di lengkapi berbagai personel. Baik dari PU Pengairan, Polri dan Relawan BPBD,” katanya.
Adanya posko ini juga membantu pendistribusian logistik untuk korban bencana.
“Nanti kalau dibutuhkan pengungsian akan digunakan untuk pengungsian. Beberapa pohon tumbang di jalan protokol kita juga bisa bergerak cepat,” tandasnya. (*)
Baca juga: Dukung Keputusan PPKM Jawa-Bali, Ganjar : Kita Mesti Ambil Skala Prioritas
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur : Ulfa PS
Wartawan