Pati, Mitrapost.com – Rencana pemerintah impor satu juta ton beras menuai kritik dari berbagai golongan. Di Kabuapten Pati Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Narso menyoroti pernyataan Menteri Perdagangan yang menyebut penyerapan beras dari Perum Bulog kurang maksimal. Namun di lapangan ia mengamati ketersediaan beras di beberapa daerah masih over supply.
Dari data yang ia dapat, di Pati panen padi musim tanam pertama (MT-1) tahun 2021 lebih tinggi jumlahnya daripada panen padi musim tanam kedua (MT-2) di tahun 2019.
“Coba kita lihat kenyataan di lapangan beberapa hari ini. Harga gabah basah di lapangan saat ini harganya sekitar Rp 3.800 perkilo padahal tahun kemarin harganya Rp4.200 untuk MT-2 terjadi penurunan,” katabya, Senin (22/3/2021).
Menurut Narso yang juga Ketua Fraksi Nurani Keadilan Rakyat Indonesia (NKRI) karena harga beras turun, maka ada jumlah stok yang berlebih.
“Berarti ada over supply dari hasil panen. Dari sini saja sudah tidak layak bila ada impor beras,” tegas Narso.
Baca juga: Impor Beras Akan Perpanjang Kemubaziran Stok Cadangan Bulog
Perlu diketahui, Bulog memiliki tugas untuk memastikan stok cadangan beras sebesar 1 juta hingga 1,5 juta ton setiap tahunnya.
Lantaran rendahnya serapan gabah yang tidak mencapai 500 ribu ton, maka pemerintah terpaksa merencanakan impor beras. Sedangkan beras cadangan bulog digunakan untuk kebutuhan mendesak seperti bansos dan operasi pasar untuk menstabilkan harga beras.
Melihat fakta rendahnya penyerapan teraebut, Narso menilai daripada memgimpor beras lebih baik pemerintah memperbaiki teknis pembelian gabah petani dadi BUMN atau memperbaiki kualitas beras para petani lokal agar standar untuk diserap Bulog.
Di sektor internal Bulog, Narso juga meminta agar Bulog memperbaiki struktur distribusinya sehingga cadangan beras bisa seluruhnya keluar gudang, tidak menumpuk dan tidak rusak. (Adv)
Baca juga: Ditemukan Campuran Plastik dalam Beras BPNT, Bulog Sebut Program Itu Berbeda
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Ulfa PS
Wartawan Area Kabupaten Pati