Masalah lain juga terletak pada penggunaan mesin panen padi. Sebagian besar petani beranggapan penggunaan mesin padi membuat sejumlah gabah yang dipanen berkurang bobotnya.
“Kan banyak mesin panen, mereka kebanyakan berpikiran pakai mesin terlalu bersih. Sehingga mengurangi bobot. Jadi gabah-gabah yang hanya separo ikut terbuang,” pungkasnya.
Menurut Fajar, gabah yang dipanen secara manual memiliki standar kualitas rendah hingga memiliki harga di bawah Rp3000 perkilo. (*)
Baca juga:
- Curah Hujan Mendukung, Panen Padi di Rembang Diprediksi Meningkat
- Kunjungan Wisatawan Rembang Minus 50 Persen Selama Pandemi
- Dinlutkan Rembang Berharap Tak Banyak Anggaran yang Kena Refocusing
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Atik Zuliati