Berawal dari Iseng, Kripik Gedebog Pisang KWT Sriombo Banjir Pesanan

Rembang, Mitrapost.com – Berawal dari iseng-iseng belaka,  kripik gedebog pisang yang diproduksi Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Sriombo, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang mendadak banjir pesanan.

Siapa sangka, pelepah pisang/gedebog pisang yang sering  dianggap masyarakat sebagai limbah ternyata bisa dikreasikan menjadi olahan kripik yang gurih.

Diceritakan Niken Larasati selaku ketua KWT Sriombo bahwa sebelum banjir pesanan, produk kripik gedebog pisang ini hanyalah produk coba-coba. Awalnya ada salah satu anggota KWT yang iseng membuat keripik gedebog pisang. Di luar dugaan, setelah diposting di media sosial, ternyata kripik gedebog pisang tersebut banyak diminati.

Baca juga: Ada Larangan Mudik, Polres Rembang Gelar Operasi Candi

Baca Juga :   Gentong Miring Gelar Diskusi Budaya di Era New Normal

Kemudian menyusul banyaknya permintaan, akhirnya pihak KWT Sriombo memutuskan untuk memproduksi kripik gedebog pisang secara massal.

“Awalnya dari diskusi KWT, dari salah satu anggota kita ada yang membuat kripik pelepah pisang lalu di tawarkan kepada kita untuk dicoba. Nah, saya posting di media sosial. Banyak yang respons positif, banyak yang komen bisa diproduksi secara massal ndak, dari situ kita memproduksi secara massal untuk dipasarkan,” papar Niken.

Produk kripik gedebog pisang sendiri mulai diproduksi KWT Sriombo dalam kurun dua bulan ini. Di awal masa produksi secara massal, Niken membentuk tim produksi sebanyak 5 orang. Seturut pengakuan Niken, dalam sebulan sejak pertama kali memproduksi masal, KWT Sriombo sudah mampu menjual sebanyak 1600 bungkus kripik gedebog pisang. Konsumennya pun tidak hanya dari Rembang, ada pemesana dari Jawa Timur, Jakarta, bahkan Bali.

Baca Juga :   Persiapan Pilkada di Tengah Pandemi, Pjs Bupati Rembang: Warga Tak Perlu Takut ke TPS

Baca juga: Seleksi Perangkat Desa di Rembang, Bupati Berharap Terhindar dari KKN

Terkait metode pemasaran, Niken menjelaskan bahwa ia mengoptimalkan betul media sosial dan relasi pertemanan dari ibu-ibu di KWT Sriombo. Selain itu ia mengaku sudah menjalin hubungan dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Rembang.

“Untuk metode penjualan kita manfaatkan media sosial pastinya, selain itu kita juga menjalin hubungan dengan dinas perindustrian dan perdagangan Kabupaten Rembang. Juga  saya memanfaatkan relasi temen-temen sekolah dulu dan para reseller,” akuinya.

Sementara itu, Muhammad Suparjo selaku ketua Badan Permusyawarahan Desa mengaku bangga dengan adanya ibu-ibu kreatif yang tergabung dalam KWT. Ia mengatakan mendukung penuh produksi kripik gedebog pisang tersebut.