Dispertan Pati Inisiasi Migrasi Komoditas saat Harga Singkong Anjlok

Pati, Mitrapost.com – Merespons harga komoditas singkong di Kecamatan Trangkil yang sering anjlok, Dinas Pertanian Kabupaten Pati Pati melalui Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Trangkil menginisiasi gerakan peralihan komoditas dari singkong ke jagung hibrida.

Kendati demikian, BPP Trangkil tidak merekomendasikan para petani lakukan migrasi total. Pasalnya, Kecamatan Trangkil adalah penyokong komoditas singkong di Pati.

Migrasi komoditas hanya disarankan pada saat harga singkong benar-benar anjlok.

Baca juga: Video : Dispertan Kirim 43 Peserta Ikuti Pelatihan Penyegaran di Lampung

“Kami di Trangkil menginisiasi pergantian komiditas saat harga ketela jatuh. Kita sudah Demplot jagung. Tapi hasil panennya belum kota ketahui. Nanti kita evaluasi untuk alternatif petani pakai jagung hibrida,” kata Sutriyono, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Trangkil kepada Mitrapost.com saat diwawancara kemarin.

Sutriyono mengaku pihaknya sering dikeluhi para petani singkong saat harganya anjlok.

“Kalau masalah turunnya harga ya yang jadi penyebab kaitannya itu dengan pabrik pengolahnya. Kalau harga tepung jatuh, harga olahannya juga jatuh. Jatuhnya harga itu mendampak ke seluruh Pati,” jelas Sutriyono.

Singkong atau ubi kayu Pati kata Sutriyono tidak bisa langsung dikonsumsi karena rasanya yang pahit dan getir. Komoditas ini biasa dijadikan bahan utama pembuatan tepung. Sementara kulit dan ampasnya diolah menjadi pakan ternak hingga obat nyamuk.

Baca juga: News Grafis : Dispertan Tingkatkan Budidaya Kopi Lokal

Dalam setahun, Kecamatan Trangkil mampu melakukan satu hingga dua kali musim tanam singkong. Komoditas jagung hibrida diharapkan mampu menjadi komoditas alternatif dalam beberapa musim tanam tersebut.

Di pasaran perkilonya jagung hibrida pipil kering bisa dihargai Rp3.500 perkilo. Keuntungan yang dihasilkan dari harga tersebut dinilai mendekati keuntungan dari komoditas singkong.

Kecamatan Trangkil diketahui menjadi sentra komoditas Singkong di Pati. Dengan luasan lahan 650 hektar yang tersebar di empat desa, yakni Desa Tegalrejo, Mojoagung, Petanen, dan Pasucen. Dan dikelola oleh 800 hingga 900 orang petani.

Sutriyono mengaku bulan ini harga singkong masih tinggi di angka Rp1.800 per kilo. Harga singkong di Trangkil sering naik turun sehingga perlu perlu dikenalkan komoditas alternatif.(Adv)

Baca juga: 

Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram

Redaktur: Atik Zuliati

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati