Endro : Perempuan Harus Terlibat dalam Pengambilan Keputusan

Pati, Mitrapost.com – Budaya patriarki di Jawa Tengah menghalangi keterlibatan wanita di ranah politik. Padahal seluruh kebijakan di negara ini diambil melalui panggung politik baik ditingkat eksekutif maupun legislatif.

Hal inilah menjadi salah satu fokus Endro Dwi Cahyono, Anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah, Fraksi PDI Perjuangan untuk memberikan semangat baru kepada perempuan Pati untuk melibatkan diri dalam setiap proses pengambilan keputusan di lingkungannya masing-masing.

Sementara itu. sesuai regulasi kebijakan afirmasi terhadap perempuan dalam bidang politik setelah berlakunya perubahan UUD 1945 dimulai dengan disahkannya UU Nomor 12 Tahun 2003, setidaknya membutuhkan sekurang-kurangnya 30 persen keterwakilan perempuan, namun Endro memantau hingga saat ini angka tersebut tak pernah tersentuh.

Baca Juga :   Covid-19 di Pati Naik, Plasma Konvalesen Menipis

Baca juga: Polwan Bagikan Ratusan Takjil dan Sembako di Hari Kartini

“Perempuan itu teliti, tekun, pantang menyerah. Melawan budaya patriarki yang berkembang sekarang harus bersama-sama kita kampanyekan secara masif untuk sadarkan persepsi publik bahwa para wanita domestik pantas terjun di dunia politik, harus percaya diri,” kata Endro Politisi PDI Perjuangan saat menjadi narasumber Sosialisasi Peningkatan Partisipasi Perempuan dalam Proses Pengambilan Keputusan bersama Dinas Perempuan dan Anak Provinsi Jawa Tengah pada Sabtu (24/4/2021).

Acara yang di gelar di Aula Sasono Kencono Roso Asih Rumah Makan Saptorenggo Baru Pati itu juga dihadiri anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah diantaranya Mawahib dari Fraksi Partai Golkar, dan Muh Zen dari Fraksi PKB.

Baca Juga :   Safin Sosialisasikan Protokol New Normal di Desa Kebolampang Kecamatan Winong

Baca juga: Peringatan Hari Kartini Dirayakan Sederhana Tahun Ini

Turut mendampingi Asteria Dewi R, dari Dinas Perempuan dan Anak Provinsi Jawa Tengah. Sementara itu, Muh Zen, Fraksi PKB Komisi E DPRD Jateng mengungkapkan jika perempuan secara pada dasarnya dianugerahi banyak kelebihan, namun ia menyayangkan semua anugerah itu tertutupi oleh sifat takut.

“Ibu-ibu daya ingatnya tinggi, daya pikir yang kritis itu pemberian dari Allah. Tapi kalau berkaitan dengan tanggungjawab rakyat seperti menjadi anggota DPRD, kepala desa, calon bupati, kebanyakan tidak siap,” ujar Muh Zen.

Harapannya selepas acara ini, 40 peserta undangan berani bersikap berani dan kritis lebih-lebih mampu menularkan semangatnya kepada perempuan lainnya.