“Kasihan petani jagung yang ada di dataran tinggi, seperti di Muktiharjo, Pegandan dan di sekitarnya,” ungkapnya saat dihubungi Mitrapost.com, beberapa waktu lalu.
“Hama tikus menyerang tanaman kami, pada umumnya padi. Namun, selain padi yang berada di dataran rendah. Tikus-tikus juga sampai naik ke daerah dataran tinggi merusak tanaman jagung yang masih baru tanam,” imbuhnya.
Sebelumnya, BPP berupaya mengendalikan hama dengan beberapa cara. Diantaranya, menggunakan empos belerang, mercon tikus (basmikus), dan pompa air alkon. Ada pula upaya lain yang dipilih oleh petani, yakni dengan membuat sarang Burung Hantu di tengah ladang.
Sarmidi mengungkapkan bahwa permasalahan petani jagung semakin bertambah. Belum cukup kekurangan persediaan air, mereka malah terserang hama tikus yang semakin merajalela. (*)
Baca juga:
- Dispertan Akan Bagikan 144.736 Kartu Tani, Ini Manfaatnya
- Dispertan Kabupaten Pati Proyeksikan Kenaikan Populasi Sapi Potong Tahun 2021
- Video : Putus Rantai Distribusi Panen, Dispertan Pati Uji Coba Aplikasi E-Panen
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram