Sedikit Lagi, Tempat Mati Sudah Dekat (episode 03)

Mitrapost.com – Ruangan telah terang, ketika Prayoga terbangun dari tidurnya. Sebuah suara ketukan menyerupai sandi morse terdengar dari arah pintu. Selingan suara lagu Jawa sentuhan koplo berasal dari sebuah acara televisi, Channel 7 yang semalam tidak ia matikan.

Prayoga paham, bahwa suara ketukan dari arah pintu berasal dari kawan karib. Ketika mendengar caranya mengetuk, ia telah menggambar sebuah visual lelaki gempal berkumis tipis di kepalanya. Berdiri dengan lengan baju tergulung dan sebuah senyum kesiapan membujuk. Barisan kemungkinan itulah yang kini berada diisi kepala Prayoga.

“Masuklah Ram, aku tahu itu kau,” kata Prayoga berbarengan dengan samar lagu Tak eleng-eleng bien tau ngomong opo, arep ngancani aku nganti tekan pungkase umurku. Ia menangkap lirik itu, saat seorang penyayi mengawali sebuah lagu. Bersamaan pula penyanyi perempuan itu menggerakkan tangannya. Seolah ia sedang mengapai sesuatu yang jauh.

lelaki seumurannya itu akhinya masuk. Di tangan kanannya tampak kresek hitam dengan suara kaca berdenting. Prayoga tiba-tiba merasakan perutnya terasa mual. Sialnya, ia dapat membayangkan sebuah makanan tidak akan berhasil bertahan lama di dalam perutnya. Namun semua sudah terlanjur, Rama kawannya telah mengeluarkan satu persatu minuman dingin yang ia bawa. Ditaruhnya di atas meja satu-satunya di ruangan itu. Satu, dua hingga lima botol ia jejer di depannya, juga sebungkus kacang plus rokok mentol.

“Ku dengar rumor, kau akan melompat dari atap kantor?” tanyanya sembari melirik ke arah Prayoga, memastikan ucapannya benar. “Kupikir ada baiknya kita rayakan dulu sebelum semua terjadi,” lanjut Rama sebelum prayoga memberikan isyarat apapun untuk pertanyaanya. Namun Rama paham sifat kawannya satu itu.

Bagi Rama, hari itu bukan kali pertama ia akan bunuh diri. Ia teringat percobaan pertama kawannya itu dengan menenggak pengharum ruangan, sialnya, bukannya mati, ia hanya muntah seharian. Dan nyawanya tertolong di rumah sakit. Sedangkan upaya kedua gagal, sebab ia salah memilih tempat untuk mengikatkan tali gantungnya. Sebuah kayu lapuk yang ada di kos lamanya. Dan ketika di gedung, hari itu, itulah kali ketiga ia melakukannya.

Prayoga bahkan telah mempersiapkan dengan matang proses bunuh diri untuk kali ketiganya itu. Ia menulis memo berbunyi sampai ketemu di kehidupan mendatang. Tertulis dengan garis yang tak rapi. Barangkali ia gugup, atau memang rasa sedih telah membuat menangis serta tangannya gemetar ketika mencoret tulisan itu. Bagi Rama, pilihan pertamalah paling masuk akal. Sebab ini akan menjadi kematian pertamanya. Bukankah yang pertama selalu membuat seseorang merasa canggung?

Kini Rama duduk, dengan tangan kanan meneguk minuman yang ia bawa, dan tangan kiri meyodorkan botol serupa ke arah Prayoga. Tak ada sepatah katapun dari mereka saat itu, yang terdengar hanya samar lagu coba dadi aku kuat po atimu, Meski koe sambat ora kuat dari sebuah Channel 7.

Dalam kondisi itu, Rama hanya teringat cara pandang Prayoga. Mengakhiri hidup dan berharap  mampu berainkarnasi. Hidup kembali menjadi seorang lelaki yang lebih beruntung di kehidupan mendatang. Menjadi pemuda yang sedikit tertolong pada keuangan kelaurga dan memborong semua gorengan Pak Tekno, agar ia tak lagi telat jamaah magrib. Berharap tak pernah hidup di lingkungan dengan para begajul yang punya impian rendah, hanya menikahi biduan dan hidup telah selesai.

“Ada kabar buruk,” ujar Rama memecah kebekuan itu, “Ku kira umat manusia akan segera binasa?” lanjutnya dengan melirik kawannya.

“Maksudmu kiamat?” jawab Prayoga dengan suara malas serta tatapanya ia arahkan ke tivi.

“Salah satu penyebabnya. Ku dengar salah satu utusan tuhan telah meninggal semalam” terus Rama.

“Bukankah para nabi telah lama meninggalkan kita?” ungkapnya.

“Bukan itu. Pak Sulaiman, tukang ronda, sore kemarin telah meninggal. Ku dengar ketika berpapasan dengan pak Tekno saat pulang dari jamaah magrib.” Setelah mengucapkannya, Rama mengguyur kerongkongan dengan minuman soda lebih banyak dari tenggakkan sebelumnya. sekilas ia melirik pada Prayoga, ia hanya melihat lelaki itu tertunduk. Ia tak mengerti bahwa kabar kematian Pak Sulaiman akan membuatnya sedih.

“Apakah wahyu yang nyaring dari tiang listrik itu akan hilang?” tanya Prayoga dan Rama hanya menatap televisi. “mungkihkah seseorang telah menghafalnya? Barangkali sahabat Pak Sulaiman? maksudku di jam-jam tertentu terkadang bunyi terdengar berbeda. kadang terdengar tiga kali pukulan, atau hanya bunyi tuang sekali saja.” lanjut prayoga dengan menenggak kembali minumannya.

“Kematian yang mendadak dari orang penting macam pak sulaiman akan membuat sedikit keributan bukan?”

pembicaraan mereka berdua kembali terjeda ketika, motor ninja dua tak melintas. mereka memperkirakan motor itu bahkan melaju tak cukup cepat, mungkin sekitar 60 kilometer per jam saja. Namun suaranya begitu gaduh dan membangunkan kucing bermadikan warna biru itu terbangun. Berjalan menuju sudut lain dari kamar kecil milik prayoga. Berjalan pelan, melompati kaki rama yang sedang ia panjangkan. Saat menemukan sudut rak buku, kucing itu kembali tidur dan mendesis kecil.

“Namanya masih seperti kekasihmu?” tanya Rama

“Bekas, dan kamus besar kita mengartikannya pernah menjabat.”

“Kau harusnya memberikan namamu untuk kucig itu. Lihatlah, sama pemalasnya.”

“Atau namamu, Rama. Agar aku mudah membunuhmu,” katanya berjalan menuju ke arah jendela. “Tengah malam Pak Sulaiman mengetuk jendela, agar aku segera menutupny,” lanjutnya

“Hantu,” kata Rama

“Tidak. Seperti katamu, ia hanya utusan tuhan. Semalam ia hanya memberikan pesan untukku,  untuk mutup jendela. Malam ini mungkin ia pesan kembali.”

Dan lagu dalam tivi kanal 7 berbunyi layangan seng tatas, tondo tresno ku wes pungkas, mabur duwur ngalang-ngalang, yen nibo dadi kenanagan. Kemudian lagu selesai, dan Prayoga menatap jalan aspal di bawahnya. Barangkali sedikit cocok jika dihiasi warna merah marun, pikirnya.

(Bersambung…)

 

Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram

Redaktur: Atik Zuliati

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati