Sate lilit
Jenis sate lilit berbeda dengan masakan sate lainnya. Sate lilit sangat khas di Pulau Dewata, Bali. Bahkan olahan dagingnya pun bermacam-macam, ada yang menggunakan daging sapi, daging kambing, daging ayam, daging babi, hingga ikan.
Jika sate pada umumnya dipotong kecil-kecil sebelum ditusukkan pada lidi bambu, daging untuk sate lilit dicincang atau dihaluskan terlebih dahulu. Baru setelahnya dicampur dengan bumbu khas Bali, kemudian dililitkan pada bambu pipih, batang serai, atau batang tebu dan dipanggang.
Sate klathak
Di Yogyakarta, sate klathak sangat populer. Uniknya, sate klathak tidak ditusuk menggunakan lidi bambu melainkan jeruji besi. Rupanya, jeruji yang digunakan ini diketahui dapat memaksimalkan matangnya daging. Tusukan besi ini menjadi konduktor penghangat sehingga mampu membuat daging lebih masak di bagian dalamnya.
Tak hanya itu, bumbu pada sate klathak pun cukup sederhana yakni dengan garam saja. Hal inilah yang membuat proses pembakaran sate mengelurakan suara khas. Sedangkan penyajiannya yaitu dengan kuah kental gulai kambing yang kaya dengan rempah-rempah.
Baca juga: Jenis Minuman yang Bisa Mengatasi Nyeri Haid
Sate Maranggi
Kuliner sate Maranggi banyak ditemui di tanah Sunda seperti Purwakarta, Cianjur, dan Bandung. Bumbu sate maranggi cukup unik karen manggunakan pucuk bunga kecombrang dan tepung ketan. Kecombrang memberikan aroma dan rasa seperti mento. Biasanya sate maranggi dihidangkan dengan ketan atau jedah.
Sate Makassar
Di Sulawesi Selatan, kuliner sate yang menggunakan bahan jeroan sapi atau kambing dibumbui dengan saus yang terbuat dari belimbing. Hal ini menghasilkan cita rasa asam dan pedas yang berbeda dari sate-sate lainnya. Selain itu sate khas Makassar ini juga tidak menggunakan saus atau kuah. Sebab bumbunya hanya diberikan saat sate masih mentah sebelum dibakar. (*)
Baca juga: Berbagai Kuliner Lebaran Lintas Nusantara
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Ulfa PS
Redaksi Mitrapost.com