“Kita juga bisa menggunakan bandul,” terang Erik.
Kedua, lokasi yang digunakan juga harus datar. Tanah yang berkontur akan menyulitkan proses penentuan arah kiblat.
“Yang paling penting, sesuaikan jam kita dengan jam BMKG, RRI dan Telkom. Untuk HP Android dan iPhone saya kira sudah sinkron,” kata dia.
Langkah terakhir yang harus dilakukan adalah memperhatikan bayangan dari benda yang digunakan sebagai ukuran. Arah bayangan itulah yang mengarah langsung ke Ka’bah.
Sementara itu, LFNU Kabupaten Pati Sanawi menyatakan bahwa momen ini merupakan kejadian langka. Ia mengajak seluruh umat muslim di Kabupaten Pati untuk memanfaatkan momen tersebut.
“Ini momen jarang. Mumpung ada peluang, ayo kita presisikan arah kiblat kita tanpa ribet, mudah dan praktis,” ungkap dia.
Sanawi juga menjelaskan pentingnya mengukur arah kiblat. Menurut dia, keabsahan salat harus diupayakan semaksimal mungkin.
“Jangan hanya menggeser sajadah menceng ke kanan saja. Semoga ikhtiar ini merupakan ibadah menuju cukupnya keabsahan shalat,” pungkasnya. (*)