Enam Program Jadi Unggulan Smart City akan Dinilai Kembali di Bulan November

Pati, Mitrapost.com – Enam program (quick win) menjadi unggulan Smart City dalam penilaian tahun ini. Program itu menyasar beberapa sektor di Kabupaten Pati. Sedangkan penilaian akhir rencananya digelar pada Oktober-November.

Enam program itu meliputi, Smart Government, Smart Economy, Smart Living, Smart Environment, Smart Society, dan Smart Branding.

Penilaian Smart City ini diagendakan setahun sekali oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia (RI). Penilaian ini terbagi menjadi dua. Yakni, penilaian tinjauan lapangan dan penilaian akhir.

“Untuk penilaian lapangan itu sudah berlangsung pada 9-10 Juni. Untuk penilaian akhir rencananya Oktober-November. Kemudian untuk hasil evaluasi tahun ini akan keluar tahun depan,” kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pati Indriyanto.

Sebelumnya, Smart City ini sudah dinilai. Penilaiannya dari base line-nya yang ada tidak sampai minus di bawah nol. Belum meningkat di atas satu. Jelas dia, artinya Smart City ini masih banyak yang perlu dikembangkan. Khususnya pada program Quick Win ini.

“Misalnya Semarang, base line memang tinggi. Tapi ada penurunan. Proporsionalnya harus stabil dan ada peningkatan,” jelas Indriyanto.

Program quick win ini pada prinsipnya bagaimana melayani warganya dengan smart (pintar). Pemerintah daerah (Pemda) melewati organisasi perangkat daerah (OPD). Jadi program tersebut tak hanya menyasar pada aplikasi semata.

Dia menambahkan, ada teorinya di Smart City itu. Salah satunya ada orang yang mencari parkir kosong. Disana ada semacam balon. Kalau balonnya ada berarti masih kosong parkirannya. Kalau tidak ada balonnya berarti parkir sudah penuh.

“Itu salah satu contoh sederhana. Selama OPD bisa mengembangkan kreativitas dengan cerdas. Selain itu, masyarakat jadi terbantu. Ini sudah smart. Jadi tidak semata-mata aplikasi,” tambahnya.

Itu bisa meningkatkan PAD Pati. Tujuannya bagaimana hidup di Pati ini lebih nyaman dan mudah. Menurutnya, harus ada terobosan cerdas.

“Memang zamannya sekarang elektronik. Tapi itu hanya trigger (pendorong) saja. Kadang orang juga malas download aplikasi. Tergantung sejauh mana aplikasi itu dibutuhkan dan bermanfaat. Ini perlu kami gali. Kenapa harus aplikasi? Padahal tidak,” pungkasnya. (*)

 

Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram

Redaktur: Atik Zuliati

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati