Ia juga menuturkan bahwa selama ini, untuk kebutuhan air bersih, warga di desa mengandalkan dari air hujan.
Berbagai upaya pun telah dilakukan untuk menemukan sumber air tanah, namun hingga kini tak kunjung ditemukan.
“Upaya pengeboran itu tidak bisa (red-menemukan mata air) itu sudah dilaksanakan berkali-kali, artinya sudah disurvey, bahkan pernah mendatangkan dari ITB (Bandung) itu enggak bisa, memang enggak ada sumbernya,” terangnya.
“Masyarakat sudah terbiasa, tapi sih sangat berat, artinya kadang masyarakat punya kambingpun, kalau kemaraunya lagi panjang ini sampai dijual untuk mencukupi (red-kebutuhan air),” keluh Solikhin.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Wahadi menjelaskan, droping air ke desa-desa terdampak kekeringan tersebut menggunakan truk tangki kapasitas 5 ribu liter. Masing-masing desa mendapat alokasi dua tangki untuk 3-4 hari. (*)
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Mila Candra