Pati, Mitrapost.com – UPTD Balai Latihan Kerja BLK Pati saat ini masih terapkan persyaratan rapid test antibodi atau PCR test untuk calon peserta pelatihan berbasis kompetensi (PBS). Rapid test jenis ini bertujuan agar keberadaan virus Corona yang masuk ke dalam tubuh dapat terdeteksi.
Yatin Joko Sutopo, Kasubag Tata Usaha UPTD BLK Disnaker (Dinas Tenaga Kerja) Pati mengatakan, biaya rapid antibodi sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah. Dalam sekali rapid antiobodi ditaksir Disnaker mengeluarkan biaya sebesar Rp130 ribu.
Dalam pelaksaan rapid test UPTD BLK Pati bekerjasama dengan Klinik Sehati Pati sebagai penyedia tenaga kesehatan yang melakukan test. Rapid test-nya sendiri dilakukan di kantor BLK.
“Sebelum Peserta dimulai pelatihan ada syarat untuk rapid antibodi. Bukan rapid test antigen karena kita menyesuaikan anggaran pusat. Kita kerjasama dengan Sehati,” kata Joko kepada Mitrapost.com saat ditemui di kantornya.
Joko mengaku selama periode tahun 2021 pihaknya telah melayani lebih dari 500-an calon peserta pelatihan BLK .
“Kalau total pastinya saya lupa. Tapi kita tahun ini kan ada 31 paket dikalikan 16 peserta per paketnya, berarti ada 496 peserta yang sudah pasti dites. Tapi yang mendartar BLK kan dua kali lipatnya. Kita tes semua,” terang Joko kepada Mitrapost.com.
Sayangnya menurut Joko efektifitas Rapid Test antibody lebih rendah dibandingkan rapid test antigen dan PCR dan respons alat rapid test antibody terlalu sensitif. “Sakit sedikit dianggap reaktif. Pilek batuk sedikit dinyatakan reaktif. Mungkin yang antigen lebih akurat. Cuma karena ini terbentur anggaran ya antibodi aja,” imbuhnya.
Bagi peserta yang dinyatakan reaktif diminta untuk melakukan isolasi mandiri di rumah dan tidak boleh melaju ke tahap berikutnya.
Menurutnya jumlah peserta yang tak lolos dalam rapid test antibody ini cukup banyak sehingga ia menyayangkan banyaknya peserta yang terpaksa gugur sebelum mengikuti ujian tertulis dan wawancara.(*)
Wartawan Area Kabupaten Pati