Rembang, Mitrapost.com – Jelang penghujung tahun 2021, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang melansir lima kecamatan berpotensi alami banjir skala sedang dan tinggi.
Lima kecamatan tersebut diantaranya Kecamatan Kaliori, Lasem, Pamotan, Sulang, dan Sluke.
Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Rembang, Mochammad Murtafi mengatakan wilayah tersebut rawan banjir karena sunga-sungainya dangkal.
“Kalau potensi bencana banjir yang ada beberapa kecamatan karena hutannya sudah gundul banyak sungai yang dangkal,” kata Murtafi kepada Mitrapost.com saat ditemui di kantor BPBD Rembang, Senin (8/11/2021).
BPBD Rembang saat ini tengah meningkatkan kewaspadaan menyusul ancaman fenomena alam La Nina yang akan melewati pulau Jawa.
La Nina diprediksi akan memicu curah hujan yang lebih tinggi daripada tahun-tahun sebelumnya. Diprediksi puncak curah hujan tertinggi di Rembang akan datang di bulan Desember 2021 dan Januari 2022.
“La Nina ini kalau info dari Badam Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ini akan melalui pulau Jawa. Rembang tentu masuk. Sementara itu, yang sudah terdampak baru ada di Semarang dan Kudus,” terangnya.
Untuk mengahadapi dampak fenomena tersebut, BPBD mulai menyusun rencana mitigasi bencana alam. Dalam hal ini menetapkan peta rawan bencana dan menjalin koordinasi kebencanaan dengan relawan di tingkat kecamatan dan desa.
Termasuk menyiapkan posko Satgas Bencana Alam di depan kantor BPBD Rembang sebagai pusat informasi.
Selain mitigasi struktural, mitigasi non struktural juga dilakukan, seperti normalisasi sungai dan mengajak masyarakat membersihkan sampah sungai.
“Mitigasi ada dua, struktural dan non struktural. Untuk sungai sebagaian di normalisasi. Khususnya normalisasi sungai yang mengalami pendangkalan,” ujarnya.
Warga setempat juga diajak bersih sungai. Sehinga potensi banjir dapat ditekan. Kalau ada kotoran menumpuk aliran tidak bisa lancar dan meluap airnya,” pungkas Murtafi. (*)
Wartawan Area Kabupaten Pati






