Rembang, mitrapost.com – Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Rembang berikan penjelasan terkait kenaikan harga pupuk non subsidi.
Kenaikan harga pupuk nonsubsidi menjadi hal yang cukup meresahkan para petani. Pasalnya para petani harus merogoh kocek lebih dalam lagi untuk membeli sisa pupuk yang tidak disubsidi oleh pemerintah.
Naiknya harga pupuk nonsubsidi ini dikarenakan kalium yang menjadi bahan utama untuk pembuatan pupuk non subsidi yang diimpor dari Jerman sedang mahal-mahalnya di negara asalnya.
“Pupuk nonsubsidi itu bahan pabrikannya berupa kalium. Kalium ini diimpor dari Jerman, sedangkan memang dari sana sedang mahal,”ungkap Moch. Setiarta Selaku Kasi Pupuk Pestisida dan Alat Mesin Tanaman Dispertan Kabupaten Rembang pada Rabu (01/12/2021).
Bahan Kalium merupakan bahan kimia yang dapat memperbaiki kondisi tanaman pada tanaman pangan maupun non-pangan. Salah satu pupuk yang memiliki kandungan Kalium adalah pupuk NPK.
Menurut Setiarta, untuk saat ini di Indonesia baru bisa memproduksi pupuk yang bahan utamanya adalah amoniak. Sedangkan pupuk berbahan utama ini baru bisa digunakan untuk tanaman-tanaman non-pangan.
“Tanaman non-pangan seperti jagung itu kan untuk pakan burung, ya meski sebagian ada yang digunakan untuk bahan pangan. Kopi, tebu, dan lain sebagainya,” kata Moch Setiarta saat ditemui di kantornya.
Sementara itu, Setiarta mengatakan, kenaikan pupuk non subsidi ini bisa sampai sepertiga harga pupuk subsidi. Sehingga memang para petani harus mengeluarkan biaya yang lebih besar di musim tanam pertama tahun ini.
Tim Redaksi Khusus Video dan Konten