Dalam pembuatan pohon Natal lidi ini, juga tidak asal. Stevanus mengungkapkan bahwa pohon tersebut mempunyai arti filosofis bagi para jemaat GITJ Gembong.
“Filosofinya karena kita orang Jawa, dan gereja ini adalah gereja Jawa, GITJ, kami sarat dengan simbol-simbol, jadi kami mengangkat tema kasih Kristus menggerakkan persaudaraan dan menjadi kesaksian, tahun ini temanya itu. Filosofinya, keluarga-keluarga ini harus menjadi satu sehingga kuat seperti sapu lidi. Kita jadikan satu seluruh jemaat jadilah pohon natal yang menjadi kesaksian bagi banyak orang. Pribadi yang rapuh-rapuh ini akan menjadi kuat ketika disatukan dan menjadi kesaksian,” ujarnya.
Stevanus mengaku, membuat kreasi unik jelang hari Natal, bukanlah kali pertama dilakukan oleh pengurus gereja.
Setiap tahun, pihak gereja berusaha membuat pohon Natal yang anti mainstream. Misalnya, tahun 2020 kemarin, GITJ Gembong membuat pohon Natal dari ecobrick, sebagai bentuk kepedulian dan kecintaan umat Nasrani pada lingkungan sekitar.