Pati, Mitrapost.com – Harga kebutuhan pokok masyarakat (Kepokmas) di Kabupaten Pati masih terbilang tinggi. Hal itu dikarenakan masih banyak orang yang membutuhkan.
Menurut Sukarno, Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati menyampaikan, saat Natal dan Tahun baru (Nataru) sudah sering terjadi lonjakan harga Kepokmas, tetapi antisipasinya masih kurang.
“Sebenarnya saat Natal dan Tahun baru sudah sering terjadi lonjakan harga Kepokmas, tetapi antisipasinya masih kuran. Dari pengambil kebijakan belum bisa mengendalikan, ini perlu ada kajian yang mendalam mulai dari hulu sampai hilir dari kepokmas tersebut,” ungkapnya kepada mitrapost.com, Kamis (6/1/2022).
Kepokmas dari sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan yang mengendalikan harga adalah pedagang atau pun tengkulak. Sehingga perlu ada pengawasan di sektor tata niaganya.
“Kepokmas dari pabrikan seperti minyak goreng, gula, terigu dan yang lainnya sebenarnya lebih mudah pengendaliannya, karena sumber pasokannya sudah jelas,” terangnya.
Dia juga menegaskan kenaikan harga kalau masih dalam batas kewajaran tidak apa-apa. Akan tetapi kalau masyarakat sudah ‘berteriak’ berarti ada sesuatu yang perlu ada solusi.
“Operasi pasar yang dilakukan pemerintah ternyata tidak menjadi solusi yang tepat, sehingga harga Kepokmas masih terbilang tinggi,” ucapnya.
Informasi tambahan, pada tanggal 5 Januari 2022 harga komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah cabe rawit hijau yakni naik sebesar 3,64 persen dari harga Rp 53.000 per kilogram menjadi Rp 55.000 per kilogram.
“Adapun komoditas yang mengalami penurunan harga adalah telur ayam ras turun 3,85 persen, cabe merah keriting turun 7,14 persen dan cabe rawit merah turun 7,69 persen,” ucap Hadi Santosa Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati.
Sedangkan harga komoditas yang lain harganya cenderung stabil dan ketersediaan bahan Kepokmas masih aman. (*)

Wartawan Mitrapost.com