Mitrapost.com – Belum lama ini, metaverse menjadi perbincangan hangat bagi setiap orang di berbagai belahan dunia. Topik tersebut menjadi ramai dibahas usai platform media sosial terbesar Facebook melakukan rebranding menjadi Meta.
Pihak Facebook melakukan rebranding dengan maksud mewujudkan ide-ide masa depan dengan membawa tema metaverse.
Pengamat telekomunikasi, Heru Sutadi menjelaskan secara singkat mengenai metaverse. Ia menjabarkan, metaverse merupakan sebuah konsep dasar yang menyajikan aktivitas dunia maya dan dunia virtual.
Dalam metaverse terdapat perkembangan lebih jauh lagi yang memungkinkan seseorang menjalankan segala aktivitas di dunia virtual.
“Misalnya saat ini kita melakukan pembelajaran secara virtual atau bekerja, itu hampir mirip konsepnya seperti metaverse, namun kita masih berada di tengah-tengah yaitu dunia nyata dan virtual,” ujar Heru, Sabtu (8/1/2022).
“Nantinya, dengan metaverse kemungkinan kita bisa merasakan belajar atau bekerja secara online benar-benar dalam dunia virtual dengan menggunakan avatar-avatar,” imbuhnya.
Heru menuturkan, nantinya dengan metaverse bisa pergi ke mana saja tanpa ada batasan di dunia virtual, bahkan mungkin beberapa bangunan yang ada di dunia virtual tersebut bisa dimiliki.
Pengamat sekaligus Marketing Growth Pintu Timothius Martin, menjelaskan metaverse adalah sebuah dunia virtual dimana kita dapat berinteraksi dengan berbagai orang lain seperti di dunia nyata misalnya berkumpul, berkomunikasi, bermain gamę, bekerja, belanja, dań sebagainya.
“Di dalam dunia virtual ini, bentuk fisik berbagai hal dari dunia seperti lingkungan, langit, orang, bangunan, binatang dan sebagainya divisualisasikan oleh kode dari berbagai jaringan komputer yang biasanya memiliki karakter visual mirip dengan yang ada di dunia nyata,” ujar Timothius, Sabtu (8/1/2022).
Selain itu, ia menyebut perbedaan antara metaverse dengan game biasa. Pengalaman berada di dalam metaverse dibuat mirip dengan menggabungkan teknologi Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), dan juga Blockchain.
Teknologi blockchain di dalam cryptocurrency memungkinkan users di dalam metaverse untuk bertransaksi dan memiliki hal-hal virtual di metaverse tersebut seperti tanah, karakter, baju, mobil, dan sebagainya secara cepat, terbuka, dan aman.
Euforia mengenai cryptocurrency, NFT, dan metaverse sangat terasa di kalangan Gen-Z di Indonesia. Apalagi anak zaman sekarang lebih sering hidup di dunia virtual karena akrab dengan game maupun sosial media yang cara kerjanya hampir mirip dengan metaverse.
“Metaverse mulai menjadi bahan pembicaraan di kalangan muda ini saat mereka berkumpul. Saya rasa metaverse masih dalam fase eksplorasi dan edukasi. Seiring dengan perkembangan teknologi dan lebih banyaknya orang yang mengerti kripto, NFT, dan metaverse,” ujar Timothy.
“Maka sangatlah mungkin suatu saat jutaan dari orang Indonesia memiliki kehidupan di dunia metaverse mirip seperti saat ini kita memiliki kehidupan digital di Instagram, Facebook, dan TikTok,” pungkasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di liputan6.com dengan judul “Mengenal Metaverse yang Kini Populer di Kalangan Gen Z.”
Redaksi Mitrapost.com