“Sebetulnya joki vaksin jadi saksi hidup bahwa vaksin tidak berbahaya. Dia juga jadi saksi bahwa vaksin tidak menyebabkan kematian atau kelumpuhan atau (efek) parah lainnya,” ungkapnya.
Dicky pun tidak mampu memastikan adanya manfaat bagi para pelaku joki vaksin.
“Sebenarnya juga tidak ada manfaat yang berlebih juga. Jadi, tidak membuat dia (joki vaksin) menjadi super kuat. Tidak ada data yang bisa membuktikan itu,” imbuhnya.
Bukannya bermanfaat, praktik seperti itu malah memposisikan orang lain dalam posisi berbahaya karena tak dapat menerima vaksin Covid-19.
“Tidak memiliki imunitas dalam situasi saat ini (merupakan pertanda) buruk, karena dia bisa menjadi inang, sarang virus untuk bereplikasi hingga menghasilkan satu varian baru yang lebih mengerikan,” ujar Dicky.
Selain itu, karena belum ada studi yang menyoal fenomena joki vaksin, mungkin dampaknya bakal muncul dalam jangka panjang nanti.
“Kalau sesuatu yang tidak kita ketahui, ya rugi sendiri nanti ketika ternyata interaksi yang kondisi tubuhnya seperti apa kita enggak tahu,” tutur Dicky.