Pati, Mitrapost.com – Memasuki masa panen musim tanam pertama (MT-1) penyaluran pupuk subsidi di Kabupaten Pati sudah hampir rampung. Dalam evaluasinya Kabid Prasarana dan Sarana (PSP) Kabupaten Pati, Sugiharto mengatakan Pemkab Pati belum mampu memenuhi kebutuhan pupuk subsidi jenis NPK.
Tercatat dari 68.364 ton pupuk NPK yang diajukan Pemkab melalui Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), Pemprov Jawa Tengah hanya mampu memenuhi 26.248 tonnya, atau bisa dikatakan baru terealisasi 34,43 persen dari kebutuhan petani.
“Yang kita waspadai adalah yang kurang yaitu di NPK baru 43,3 persen. Ini menjadi terendah diantara pupuk subsidi yang lain. Ini menjadi perhatian kita. Karena ini pupuk utama di komoditas tanmaan pangan padi dan tebu,” ungkap Sugiharto saat di wawancarai awak media di kantor Dinas Pertanian kemarin.
Ia menjelaskan bahwa pupuk NPK di kalangan petani adalah yang paling dicari. Pasalnya pupuk jenis ini adalah salah satu yang fundamental di pertanian. NPK merupakan pupuk majemuk yang mempengaruhi pertumbuhan biji hingga buah, sehingga sangat menentukan produktivitas panen.
Sugiharto menegaskan bahwa kecilnya alokasi pupuk NPK murni adalah kebijakan dari pemerintah pusat, Pemkab Pati hanya mengajukan kebutuhan petani.
“Kenapa alokasinya kita yang kurang? soalnya dari Provinsi menentukan itu. Dari Provinsi kurang juga karena dari pusat atau Kementerian Pertanian menentukan itu.Kalau distribusi di Pati lancar yang cuma baru sanggup 35 persen dari yang kami ajukan,” imbuhnya.
Kendati demikian, untuk jenis pupuk subsidi jenis lain, Sugiharto mengklaim ketersediaannya cukup.
Ia menguraikan untuk pupuk jenis Urea dari 54.173 ton yang diajukan realisasinya mencapai 40.522 atau sekitar 74,8 persen. Kemudian jenis SP-36 dari 927 ton terealisasi 832 ton atau 89,75 ton, jenis ZA dari pengajuan 4.891 ton terealisasi 4.746 ton atau 97,04 persen.
Meski realokasi pupuk seluruhnya lebih kecil dibandingkan yang diajukan di RDKK, Sugiharto memastikan bahwa selain NPK, seluruh pupuk subsidi yang diberikan oleh pemerintah mampu mengcover kebutuhan masa tanam pertama. (*)