Mitrapost.com – Bendera di Surabaya menampilkan duet calon presiden dan wakil presiden 2024, Ganjar Pranowo dan Puan Maharani. Bendera tersebut dipasang oleh DPD Laskar Ganjar Puan (LGP) Jawa Timur.
“Betul, itu memang suara relawan yang menginginkan Pak Ganjar dan Mbak Puan maju dalam Pilpres 2024,” kata kata Ketua DPD LGP Jatim, Saleh Ismail Mukadar, pada Sabtu (5/2).
Berdasarkan informasi, bendera tersebut berkibar dengan ukuran 50×40 cm, ditemukan di flyover Pasar Kembang hingga kawasan Jembatan Merah Plaza.
LGP Jatim yang mengklaim sebagai kader PDIP mendukung Ganjar Puan untuk maju dalam Pilpres 2024 agar tidak muncul gesekan.
“Mayoritas kader ini dari PDIP memang, namun ini nonpartai. Memang ini juga suara rakyat, ini nonstruktural partai. Saya ini PDIP, kita senior kita nggak mau partai kita benturan di bawah. Ketika pendukung Pak Ganjar dan Mbak Puan ada gesekan kita gak mau, kita tampilkan gagasan ini untuk menghindari gesekan di bawah,” tutur Saleh di Gedung Internatio, Taman Jayengrono, Surabaya, kemarin.
Sementara itu, Founder lembaga survei KedaiKOPI Hendri Satrio mengungkapkan hal tersebut dilakukan lantaran kekhawatiran internal PDIP yang akan pecah. Karena Ganjar dan Puan digadang-gadang akan maju dalam Pilpres 2024.
“Bendera Ganjar-Puan ini, menurut saya, adalah jawaban dari kekhawatiran kader PDI Perjuangan akan perpecahan internal, gara-gara promosi yang dilakukan oleh kubu pendukung Mbak Puan dan kubu pendukung Mas Ganjar sebagai calon presiden di 2024,” kata Hendri Satrio, Minggu (6/2).
Ia juga mengungkapkan deklarasi duet antara Ganjar dan puan ini termasuk dalam kategori barani. Menurutnya, belum tentu pendukung Puan belum tentu mau berduet Ganjar.
“Ini langkah baik dan juga berani sebetulnya. Kenapa saya katakan berani? Karena belum tentu juga sebetulnya petinggi kubu Puan itu mau disatukan dengan pendukung Ganjar Pranowo,” kata Hendri.
“Karena, bagi PDI Perjuangan, saat ini Puan Maharani yang diusung atau digadang-gadang sebagai calon peserta Pilpres 2024,” tambah Hendri.
Henset mengungkapkan bahwa PDIP dapat mengusung pasangan capres dan cawapres sendiri namun hasilnya tidak akan baik untuk PDIP.
“Menurut hasil survei KedaiKOPI malah, kalau PDIP menyalurkan atau mendorong atau mengusung calon sendiri, dia tidak berada pada, bahkan tidak masuk 2 besar, bahkan tidak masuk 3 besar pemilu hasil yang baik,” beber Hensat.
“Jadi, kalau dipaksakan, pasangan ini akan kalah. Jadi makanan empuk lawan partai koalisi lainnya,” tambah dia.
Henset mengungkapkan duet antara Ganjar-Puan bukanlah jawaban atas prinsip keberagaman PDIP.
“Kenapa kalah? Karena, bila pasangan ini dipaksakan hanya dengan PDI Perjuangan, tidak akan menjawab keberagaman yang diusung oleh PDI Perjuangan. Gerindra pernah mengusung Prabowo-Sandiaga. Gagal, padahal waktu itu ada beberapa partai politik yang berada di belakangnya, yang cukup mengusung keberagaman juga,” tambah dia.
Henset mengungkapkan pasangan Ganjar-Puan hanya sebatas usaha meminimalisir benih-benih perpecahan di internal PDIP. Ia juga mempunyai keyakinan, duet keduanya tidak akan pernah terealisasikan.
“Jadi, menurut saya, bukan usulan ini tidak akan meluncur menuju pasangan capres-cawapres. Ini hanya sebatas usaha yang dilakukan oleh internal PDIP, yang merasa khawatir akan mulainya benih-benih perpecahan internal, akibat pencalonan yang dilakukan para pendukung Ganjar Pranowo dan dorongan pencalonan yang dilakukan oleh Puan Maharani,” ujar Hensat. (*)
Artikel ini telah tayang di Detik News dengan judul “Duet Ganjar-Puan Mengemuka Lewat Kibaran Bendera Merah”
Redaksi Mitrapost.com